Sukses

Harga Emas Naik Imbas Evergrande China Bangkrut

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada hari Selasa karena kegelisahan atas kebangkrutan Evergrande China mendorong pembelian safe-haven. Selain itu, menjelang pertemuan Federal Reserve yang dapat memberikan petunjuk tentang jadwal bank sentral untuk memotong stimulusnya terhadap ekonomi AS.

Aset safe-haven emas telah naik di tengah kekhawatiran baru-baru ini tentang pertumbuhan ekonomi global, atau lebih khusus lagi, perlambatan ekonomi China, yang cukup untuk melebihi pemulihan ekuitas, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Dikutip dari CNBC, Rabu (22/9/2021), harga emas di pasar spot naik 0,7 persen pada USD 1.776,09 per ounce pada pukul 13:59. ET, sementara emas berjangka AS menetap 0,8 persen lebih tinggi pada USD 1.778,20.

Namun, gambaran teknis untuk emas "tetap bearish jangka pendek," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

"Kami mungkin melihat pedagang berjangka jangka pendek mungkin malam hari dan melakukan beberapa short covering menjelang FOMC," tambahnya.

Pengaruh positif dari tergelincirnya dolar AS dan kenaikan harga minyak mentah juga mengangkat emas, kata Wyckoff.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi Kebijakan The Fed

Komite Pasar Terbuka Federal akan merilis pernyataan kebijakan dan proyeksi ekonomi baru pada akhir pertemuannya pada hari Rabu. Beberapa analis percaya itu bisa mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset pada kuartal keempat, yang bisa mendorong emas lebih rendah.

Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mengangkat imbal hasil obligasi, meningkatkan biaya peluang memegang emas tanpa bunga.

"Pertanyaan besar yang perlu dijawab adalah apakah ketidakpastian pasar saat ini akan mengubah garis waktu prospektif yang mungkin dimiliki The Fed ketika mengumumkan pengurangan pembelian aset," kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets UK.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.