Sukses

Banyak Pabrik Gula di Indonesia Berusia Ratusan Tahun

Banyak pabrik yang dimiliki oleh PTPN III didirikan pada 1800-an. Sehingga tidak mungkin direvitalisasi atau diperbaiki.

Liputan6.com, Jakarta - Industri gula nasional tengah terpuruk. Memiliki banyak pabrik gula tetapi hampir semuanya merupakan warisan zaman Belanda. Untuk membangkitkannya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun menggabungkan seluruh pabrik gula yang ada dalam satu atap.

Direktur Utama Holding PTPN III Mohammad Abdul Ghani menjelaskan, kondisi pabrik gula saat ini sangat ketinggalan zaman bahkan berumur ratusan tahun. Oleh karena itu saat ini tengah dijalankan program pembaharuan. Untuk memperlancar maka dibentuklah holding pabrik gula atau Sugar Company (SugarCo) penting dilakukan.

"Karena harus dibangun pabrik gula baru, karena beberapa pabrik lama terlalu kecil kapasitasnya dan teknologinya sudah mungkin 150 hingga 200 tahun," kata Gani saat rapat bersama DPR, Jakarta, Senin (20/9/2021).

Banyak pabrik yang dimiliki oleh perusahaan didirikan pada 1800-an. Sehingga tidak mungkin direvitalisasi atau diperbaiki. PTPN juga merencanakan pembangunan pabrik baru di beberapa titik.

"Banyak pabrik-pabrik kami yang 1800-an dibangun. Jadi kalau diperbaiki, direvitalisasi itu sudah menurut saya nggak mungkin juga. Jadi harus dibongkar, ganti yang baru. Dan beberapa tempat akan kita bangun pabrik baru," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cari Investor

 

Gani melanjutkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Presiden Joko Widodo mendukung pembentukan SugarCo ini. Nantinya, kepemilikan saham SugarCo ini yakni 51 persen PTPN (pemerintah) dan sisanya 49 persen investor.

"Pak Menteri rapat kabinet, informasi dari Pak Menteri menyatakan bahwa Presiden mendukung terbentuk SugarCo sebagai tujuan yang disampaikan meningkatkan produksi, meningkatkan kesejahteraan petani, menstabilkan harga," jelasnya.

Adapun proses yang masih berjalan saat ini adalah penyusunan proposal permintaan persetujuan kepada kreditur. Kemudian dilanjutkan dengan proses spin off.

"Kami sedang dalam proses sekarang ini pak, proses valuasi sedang berjalan KJPP. Lalu, sedang proses due diligence jadi mereka akan segera mengirimkan tim, mengevaluasi, sebelum mereka menyampaikan offering," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.