Sukses

Pangkas Impor, Erick Thohir Minta Transformasi Sektor Pangan Jadi Keharusan

Transformasi sektor pangan guna menyeimbangkan ekosistem pangan, misalnya dalam sektor yang harus impor atau yang bisa dihasilkan di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Holding BUMN Klaster pangan telah meluncurkan aplikasi warung pangan yang menjangkau sekitar 47.000 anggota dengan tujuan keseimbangan biaya pangan yang terjangkau. Menteri BUMN Erick Thohir menilai, setiap transformasi dalam sektor pangan harus terjadi.

Tujuannya, kata dia, guna adanya keseimbangan dalam ekosistem pangan, misalnya dalam sektor-sektor yang harus impor atau yang bisa dihasilkan di dalam negeri.

“Transformasi di pangan harus jadi keharusan, harus seimbangkan berapa banyak yang bisa dihasilkan dalam negeri dan berapa impor, makanya sejak awal saya dengan Mendag, perlu ada ekosistem baru (yang menunjang),” katanya.

Dengan demikian ia mengatakan, data yang dimiliki perlu sesuai dengan semangat tujuan menyeimbangkan ekosistem pangan. Pada sektor ini, ia berharap segera bisa merasakan manfaat dari pembentukan Badan Pangan Nasional.

“Saya tahu Mendag Lutfi adalah pribadi yang tidak suka impor tapi data harus disamakan, alhamdulillah presiden sudah mengeluarkan Badan Pangan Nasional, kita harap ini bisa jadi kenyataan secepat mungkin,” katanya.

Terkait Holding BUMN klaster pangan, kata Menteri Erick, ada dua peran penting yang perlu dilakukan. Pertama, holding klaster pangan perlu menjadi stabilisator. Dengan adanya supply chain yang bisa diakses dengan mudah dan murah.

Hal ini juga akan terwujud dengan adanya ekosistem dari hulu hingga hilir, jadi biaya yang dibutuhkan pun akan semakin murah dan mudah. Dengan begitu, harga di pasaran menjadi lebih stabil.

“Yang kedua adalah yang tadi sudah disampaikan, friendly kepada market,” katanya.

Pada aspek ini, Direktur Utama PT RNI, Arif Prasetyo Adi mengatakan bahwa dalam menjawab tantangan permintaan pasar, ia mengedepankan sarana pasarnya terlebih dahulu.

“Kami agak terbalik, custom base, market-nya dulu kita siapkan baru produksinya kita siapkan (sesuai pasar),” katanya.

Dengan begitu, tujuan holding BUMN klaster pangan yang ingin bisa mencapai sektor ritel bisa tercapai, tentunya dengan dukungan bagian ekosistem lainnya seperti grower on-farm, processing, baru sektor ritel.

“Kalau tujuan kita salah satunya adalah menjaga harga di level end customers, kita coba sampai ke sana, jadi tingkat inklusivitas petani dan nelayan bisa ditingkatkan,” katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Mau ada Oknum BUMN yang Korupsi

Menteri BUMN Erick Thohir mengenaskan di era digitalisasi saat ini, perlu ada kerja sama bisnis yang sehat. Ia tak mau ada oknum di perusahaan BUMN yang mengambil untung pribadi atau korupsi berbasis proyek.

Dengan demikian, ia berharap bahwa adanya kerja sama yang menguntungkan, baik antara pemerintah ke perusahaan BUMN, antar perusahaan BUMN, atau pun kerja sama dengan perusahaan swasta.

“Kita mau ada kerja sama sehat. (kerja sama) BUMN, Pemerintah Daera, Swasta harus win-win. Saya gak mau di ada korupsi di BUMN karena project base. itu bukan bisnis proses yang baik,” katanya dalam Launching Bersama Produk Warung Pangan, Kamis (16/9/2021).

Tak hanya mewanti-wanti perusahaan pelat merah, ia juga menyasar perusahaan-perusahaan swasta yang hadir dalam kesempatan tersebut. ia menegaskan, perusahaan swasta tak boleh juga mengambil untung sendiri dari kesempatan kerja sama yang diberikan.

“Saya ingin juga minta para swasta yang jadi partner BUMN jangan ngakali, harus win-win apalagi saat ini di era transparan, digitalisasi,” tambahnya.

Menteri Erick mengatakan bahwa kondisi pandemi Covid-19 memaksa berbagai sektor untuk beralih dan memanfaatkan digitalisasi. Dengan begitu, di sektor bisnis terjadi transparansi dan pasar terbuka.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.