Sukses

Cerita Susi, Juara 1 di Kompetisi KKP Berkat Abon Lele

Gelaran kompetisi Masterclass Ikan vs Kopi yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memunculkan pemenangnya, siapakah dia?

Liputan6.com, Jakarta - Gelaran kompetisi Masterclass Ikan vs Kopi yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memunculkan pemenangnya. Juara satu kompetisi tersebut sukses mengkreasikan abon berbahan dasar ikan lele.

Adalah Susi Mardiatin yang tertarik ikut kompetisi KKP dalam program Pasar Laut Indonesia yang juga bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Berbekal pengalaman pernah ikut pelatihan pembuatan kue kering, perempuan asal Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah ini pun mencoba memadukan daging lele dengan resep egg roll yang dia kuasai. Lele sengaja dipilih karena mudah dijumpai di lingkungan sekitarnya sekaligus familier di lidah warga Purbalingga yang jauh dari laut.

"Saya bikin egg roll abon lele, saya hilangkan amisnya sampai jadi camilan renyah dan pas buat jadi menu pendamping kopi. Sebelum mengirim ke panitia lomba, saya minta keluarga nyoba dan suka, semua bilang enak," terang Susi dalam keterangan resmi, Senin (13/9/2021).

Pelan tapi pasti, inovasi Susi lolos 10 besar dari kontes yang diikuti oleh 400 peserta se-Indonesia tersebut. Dia pun berkesampatan untuk mengikuti kelas ekslusif dengan pemateri Chef Yongki Gunawan, praktisi fotografi Rosalina, praktisi marketing Handoko Hendroyono, serta praktisi keuangan Danis.

Setelah sekian rangkaian penilaian, egg roll abon ikan milik Susi kian tak terbendung dan menjadi 3 besar sekaligus berkesempatan untuk mengkuti acara puncak yang digelar di Banda Aceh, Rabu 8 September 2021, lalu.

"Mau juara berapa saya sudah bangga karena bisa sampai ke Aceh. Tapi pas diumumkan bahwa inovasi saya jadi juara 1, sampai sekarang masih tidak nyangka bisa menang," ucapnya bangga.

Kini, Susi berharap inovasi dan produknya bisa diterima oleh masyarakat secara luas. Dia memastikan, bahwa egg roll abon lele cocok untuk menjadi teman pendamping kopi, baik pagi, siang maupun malam.

"Dari ajang ini saya menemukan kembali semangat untuk usaha, dan dari sekian materi yang saya dapat selama pelatihan, saya makin yakin selalu ada peluang di saat pandemi," ujarnya.

Sebelumnya, ia adalah penjaja kue kering, namun kolaps diterjang pandemi Covid-19. Melihat hadiah yang ditawarkan kompetisi ini, Susi semangat dan terus mencoba kreasinya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ajak Pelaku Usaha Tetap Optimis

Sementara Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Artati Widiarti mengapresiasi keberhasilan Susi dalam ajang tersebut. Diapun mengajak para pelaku usaha, khususnya UMKM untuk selalu optimis dan berinovasi guna menciptakan peluang di masa pandemi ini.

Artati berharap, ke depan makin banyak kreasi dan inovasi lain dari UMKM pengolah perikanan guna menunjukkan bahwa produk-produk perikanan Indonesia tak kalah dari produk luar negeri.

"Kita dari PDSPKP akan selalu memberikan penguatan terhadap UMKM pengolah ikan, seperti menggelar kontes "Masterclass: Ikan vs Kopi" ini. Kita ingin menunjukkan sekaligus mengajak masyarakat untuk bangga buatan Indonesia," jelas Artati.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyebut Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kompetensi serta kapasitas UMKM dalam promosi dan pemasaran produknya melalui e-commerce. Dari gerakan ini, diharapkan bisa mendorong peningkatan permintaan masyarakat.

"Sebagaimana yang telah disampaikan Bapak Presiden pada Sidang Paripurna DPR RI tanggal 16 Agustus 2021 lalu, ada tiga strategi besar untuk pemulihan ekonomi nasional, yaitu: digitalisasi UMKM, hilirisasi industri, dan ekonomi hijau atau ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan," terang Menteri Trenggono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.