Sukses

Jatuh Bangun Perjalanan Kesuksesan Perusahaan Pembuat Pesawat Antariksa AS, SpaceX

Didirikan pada 2002 oleh pengusaha teknologi sekaligus miliarder Elon Musk, SpaceX pada awalnya beroperasi dari bekas fasilitas peluncuran pemerintah AS di Pulau Omelek.

Liputan6.com, Jakarta - Kepopuleran perusahaan pembuat kendaraan antariksa asal Amerika Serikat, SpaceX, kian populer di dunia. Sebenarnya bagaimana SpaceX bisa mencapai kesuksesannya seperti sekarang ini?

Didirikan pada 2002 oleh pengusaha teknologi sekaligus miliarder Elon Musk, SpaceX pada awalnya beroperasi dari bekas fasilitas peluncuran pemerintah AS di Pulau Omelek.

Ini merupakan lokasi terdekat dengan Khatulistiwa—wilayah Bumi yang berputar paling cepat—memberikan dorongan roket ke orbit, seperti dikutip dari National Geographic, Senin (13/9/2021).

Saat belum terbukti memiliki posisi geografis yang baik, SpaceX juga pernah mengalami kebangkrutan.

Pada tahun 2006, selama upaya peluncuran pertama roket SpaceX di Omelek, yaitu roket Falcon 1 yang membawa satelit Akademi Angkatan Udara AS mengalami kegagalan mesin sekitar 30 detik setelah lepas landas. Roket meluncur ke laut dan satelit menabrak gudang penyimpanan di pulau itu. 

Setahun kemudian, Falcon 1 yang membawa muatan dummy berputar di luar kendali tepat sebelum mencapai orbit.

Upaya peluncuran ketiga dilakukan pada pada Agustus 2008, dengan Falcon 1 membawa dua satelit kecil untuk NASA dan satu untuk Departemen Pertahanan AS (serta sisa-sisa kremasi astronaut Gordon Cooper dan aktor Star Trek, James Doohan) - berujung gagal ketika dua bagian roket, yang dikenal sebagai tahap pertama dan kedua, saling bertabrakan setelah mereka berpisah.

Dalam peluncuran keempat, yang dilangsungkan hanya dua bulan setelah peluncuran ketiga yang gagal, peluncuran Falcon 1 dari Pulau Omelek akhirnya sukses - menjadikan SpaceX perusahaan pertama yang mengirim roket berbahan bakar cair yang didanai secara pribadi ke orbit.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peran NASA dalam Kesuksesan SpaceX

SpaceX juga telah menjadi perusahaan pertama—dan untuk saat ini, satu-satunya—yang menerbangkan manusia ke orbit dengan pesawat ruang angkasanya sendiri.

Tetapi untuk sampai ke titik itu, tentunya merupakan perjalanan yang panjang, diselingi oleh sejarah pertama, kegagalan spektakuler, dan sejumlah kontroversi seputar pendirinya, Elon Musk.

Sejak hari-hari awal di Pulau Omelek, SpaceX telah menorehkan sejumlah rekor.

Salah satunya ketika menjadi perusahaan pertama yang meluncurkan misi ke ISS pada tahun 2012. Tiga tahun kemudian, SpaceX juga mendaratkan roket orbital tahap pertama untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Perusahaan itu kini juga mengoperasikan roket paling kuat di dunia, Falcon Heavy, dan 2019 lalu meluncurkan 13 dari 21 pesawat antariksa AS ke orbit.

SpaceX, bagaimanapun, tidak akan pernah sampai seperti sekarang tanpa NASA.

Pada tahun 2006, sebelum SpaceX pernah menerbangkan roket, NASA memberi perusahaan kedirgantaraan itu kontrak di bawah program Commercial Orbital Transportation Services (COTS), yang pada akhirnya mengeluarkan dana sebesar USD 396 juta ke perusahaan tersebut - saat mengembangkan pesawat ruang angkasa Dragon dan roket Falcon 9.

"Mike Griffin, administrator (NASA) pada saat itu yang benar-benar memahami program COTS, pada suatu momen menganggapnya sebagai perjudian," kata Phil McAlister, Direktur Penerbangan Luar Angkasa komersil NASA.

"COTS, menurut saya, adalah upaya besar pertama untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar-benar non-tradisional," tambahnya.

Kemudian pada tahun 2008, tiga bulan setelah penerbangan sukses pertama SpaceX dari Pulau Omelek, NASA memberikan kontrak Commercial Resupply Services (CRS) pertama, senilai USD 1,9 miliar untuk Orbital Sciences dan dana USD 1,6 miliar untuk SpaceX meluncurkan kargo ke ISS.

"Kami bahkan belum selesai mengembangkan kendaraan baru," beber McAlister.

"Kami menyadari bahwa kami membutuhkan kemampuan ini lebih awal, jadi saya pikir kami membiarkan kontrak CRS (berjalan) sedikit lebih awal dari rencana normal kami," jelasnya.

 

3 dari 4 halaman

Pendiri SpaceX Elon Musk Diajak Minum Teh Bersama Pimpinan Roscosmos Rusia

Salah satunya perhatian terhadap perusahaan pembuat starship tersebut juga terlihat beberapa waktu lalu, ketika pimpinan badan antariksa Rusia (Roscosmos) Dmitry Rogozin menyampaikan pujiannya terhadap pendiri SpaceX, Elon Musk. 

Dikutip dari Space, pujian itu Rogozin sampaikan dalam sebuah wawancara dengan CNN pada 7 September 2021 yang membahas tentang masa depan industri luar angkasa Rusia. 

Rogozin memuji Musk karena dia berhasil menjadi "penyelenggara industri luar angkasa dan sebagai penemu yang tidak takut mengambil risiko."

Ia menyebutkan bahwa jutawan di negaranya "lebih suka berinvestasi lebih banyak di kapal pesiar daripada di pesawat ruang angkasa".

Tak hanya itu, Rogozin juga menyatakan kekagumannya pada industri luar angkasa swasta AS itu.

Rogozin menambahkan bahwa dia ingin mengundang Musk ke rumahnya di Rusia untuk "menjadi tamu keluarga" dan mendiskusikan penjelajahan ke alam semesta, kehidupan di luar bumi, dan bagaimana menggunakan ruang untuk melestarikan kehidupan di Bumi.

4 dari 4 halaman

SpaceX Bersiap Luncurkan Kru Sipil Pertama ke Orbit

Dilansir Space, empat pelancong ruang angkasa swasta akan membuat sejarah pekan ini ketika menumpangi roket SpaceX yang akan melakukan perjalanan pertama di dunia - yang seluruhnya warga sipil (dan dibiayai secara pribadi) ke antariksa.

Setelah enam bulan mengikuti pelatihan bersama, miliarder pengusaha Shift4, Jared Isaacman, seorang geoscientist Sian Proctor, penyintas kanker tulang dan asisten dokter, Haley Arcenaux dan insinyur data, Chris Sembroski tengah menanti perjalanan mereka dengan roket SpaceX pada 15 September mendatang.

"Kami belum memiliki kesempatan untuk berhenti sejenak dan merenungkan semua tonggak sejarah yang mengubah hidup yang kami lalui ini," ungkap Isaacman.

"Kami agak menantikan beberapa hari istirahat di karantina, untuk bersiap-siap untuk hari besar. Tapi kami sangat percaya diri dalam pelatihan kami, percaya diri dengan perangkat keras, perangkat lunak, dan tim yang luar biasa di SpaceX yang akan mendukung kami dalam upaya ini," bebernya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.