Sukses

Beralih ke Listrik, Biaya Operasional Petani di Bantul Turun 82 Persen

Petani memanfaatkan program Electrifying Agriculture PLN.

Liputan6.com, Jakarta Kelompok Tani Pasir Makmur berhasil menurunkan biaya pengairan tanaman cabai hingga 82 persen. Hal itu dicapai karena memanfaatkan program Electrifying Agriculture PLN.

Petani di Bantul, DI Yogyakarta itu sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai tenaga pengairannya. Jadi, biaya yang dikeluarkan cukup besar.

Terlebih, berbeda dari kelompok tani pada umumnya, mereka menggunakan pasir sebagai media tanam. Tak heran jika lahan tempat menanam tersebut jadi membutuhkan lebih banyak penqgairan.

"Kami sangat mendambakan sekali kehadiran listrik PLN, karena sebelumnya biaya yang dikeluarkan sangat banyak. Apabila kami memakai pompa (BBM), untuk 1 hektar membutuhkan biaya Rp 85 ribu sekali siram, sedangkan pakai listrik PLN biayanya Rp15 ribu," kata Ketua Kelompok Tani Pasir Makmur, Sumarna, dalam keterangan resmi, Kamis (9/9/2021).

Dengan demikian, Sumarna dan kawan-kawan bisa bernafas lebih lega dan meraup untung yang lebih besar karena biaya yang bisa ditekan.

Sumarna menambahkan, tak hanya penghematan biaya yang diperoleh. Dengan mengikuti program Electrifying Agriculture, para petani pun turut berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih hijau. Hal ini karena penggunaan listrik turut mengurangi emisi gas buang dan juga mengurangi polusi suara.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Petani Lainnya

Selain kelompok yang dikepalai Sumarna, PLN juga telah menyambungkan listrik kepada 95 petani lainnya di Pasir Makmur, Bantul dengan total daya 134.300 VA. Ini jadi salah satu upaya PLN untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui program Electrifying Agriculture.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta, M. Irwansyah Putra mengatakan program Electrifying Agriculture merupakan bagian dari semangat transformasi PLN. Khususnya untuk memberikan pelayanan kelistrikan yang mudah, terjangkau dan andal untuk para pelaku usaha di bidang agrikultur.

"Program ini bertujuan untuk membantu para petani mengembangkan usahanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Kami senang melihat keberhasilan petani dalam mengelola sawah mereka dengan memakai listrik PLN,” tuturnya.

Irwansyah berharap, ke depan akan semakin banyak pelaku usaha di sektor pertanian yang beralih ke mesin atau peralatan berbasis listrik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.