Sukses

China Larang Layanan Bimbel Privat Gelar Kelas Online, Apa Alasannya?

Sistem pendidikan tinggi yang kompetitif telah membuat layanan bimbel menjadi pilihan populer di antara orang tua.

Liputan6.com, Jakarta - China mengumumkan larangan terhadap layanan bimbingan belajar (bimbel) privat untuk memberikan kelas online atau mengajar di tempat-tempat yang tidak terdaftar seperti bangunan tempat tinggal, seperti hotel dan kedai kopi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (9/9/2021) otoritas China tahun ini melarang jasa bimbel untuk mencari keuntungan dalam mata pelajaran pada kurikulum sekolah. Aturan itu diberlakukan dalam upaya mengurangi tekanan pada anak-anak dan orang tua.

Sistem pendidikan tinggi yang kompetitif telah membuat layanan bimbel menjadi pilihan populer di antara orang tua, tetapi pemerintah China telah berusaha untuk mengurangi biaya pendidikan anak dalam upaya untuk mendorong angka kelahiran.

Laporan media lokal pekan ini membahas tentang berbagai cara orang tua dan tutor berusaha menghindari aturan, termasuk bagaimana beberapa agensi iklan mempromosikan layanan bimbel tatap muka dengan biaya USD 4.650 per bulan.

Di beberapa tempat, bimbel telah digelar secara rahasia atau dipromosikan secara berbeda untuk menghindari peraturan," kata Kementerian Pendidikan China dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan larangan baru tersebut.

"Ini berdampak pada implementasi kebijakan," jelas pernyataan itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berdampak Pada Saham Perusahaan Bimbel di Hong Kong dan AS

Tindakan keras terhadap bisnis bimbingan belajar di China telah mengguncang saham perusahaan layanan tersebut di Hong Kong dan New York, termasuk New Oriental Education & Technology Group dan Gaotu Techedu.

Kementerian Pendidikan China mengatakan pusat-pusat di luar kampus yang menawarkan bimbingan belajar dalam mata pelajaran pada kurikulum sekolah perlu dilisensikan, beroperasi di luar tempat yang terdaftar dan mempekerjakan guru yang berkualifikasi.

Kementerian itu juga menyebut upaya untuk menghindari peraturan termasuk mempekerjakan tutor pribadi dengan kedok “layanan rumah tangga" "komunikasi budaya" atau "tutor langsung" serta mengadakan kelas atas nama kamp musim panas atau wisata studi.

Institusi bimbingan belajar offline di China juga tidak akan diizinkan untuk menggelar kelas online setelah jam sekolah melalui pesan instan, konferensi video, atau platform streaming langsung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.