Sukses

Akses Logistik Tersedia, Investor Tak Perlu Ragu Tanam Duit di Maluku

Akses logistik dari dan ke Maluku saat ini sudah cukup baik.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Maluku, Suryadi Sabirin menjamin, akses logistik dari dan ke Maluku saat ini sudah cukup baik. Hal ini seiring dengan banyaknya akses menuju Provinsi Maluku yang bisa dilaui melalui jalur udara, laut, dan darat.

"Tentang logistik, jadi dari Maluku bukan daerah baru lagi. Jadi sudah dari Jakarta sampai ke Maluku itu sudah ada pesawat komersial," kata dia dalam acara Indonesia Investmen Webinar Forum (IIWF), Rabu (8/9).

Dia mengatakan, saat ini juga sudah tersedia penerbangan antar kabupaten dibandara-bandara perintis yang diterbangkan dari dan ke wilayah Maluku. Baik menggunakan Garuda Indonesia, Wings Air, dan juga Trigana.

"Termasuk juga nantinya rute penerbangan perintis yang nantinya sudah sudah siap bandaranya jadi untuk investasi investor yang akan berminat ke Maluku tenang untuk penerbangan udaranya cukup memadai," kata dia.

Suryadi menambahkan, untuk sektor logistik baik di sektor darat maupun penyebarangan sudah mendukung di wilayah tersebut. Artinya ini menjadi mata rantai untuk transportasi yang cukup eksisting dan mudah dijangkau oleh para investor.

"Termasuk terakhirnya adalah kondisi eksisting sektor logistik di bidang pelabuhan. Pelabuhan artinya dari laut ini totalnya saya kabarkan semua kawasan kita sudah terjangkau oleh kapal dan termasuk tol laut. Itu ada 4 tol laut yang mengitari daerah provinsi Maluku," jelasnya.

Dengan berbagai kemudahan akses pendukung tersebut, maka pihaknya meminta agar para investor tidak takut untuk menanamkan modalnya di daerah Maluku. Mengingat seluruh akses menuju ke wilayah tersebut sudah tersedia dan terjangkau.

"Saya yakin dan percaya ini tidak ada masalah buat teman-teman investor untuk berinvestasi di Provinsi Maluku," tandasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peluang Investasi

Sebelumnya, Provinsi Maluku menawarkan peluang investasi bagi para investor domestik dan juga asing. Penawaran ini sekaligus untuk mendukung proyek strategis nasional berupa lumbung ikan nasional yang telah ditetapakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Maluku, Suryadi Sabirin menyampaikan, peluang investasi pertama ditawarkan adalah kebutuhan tambahan armada tangkap. Saat ini Pemprov Maluku sendiri tengah mendorong untuk wilayah pengelolaan perikanan di kawasan 715 dan kawasan 718.

Di mana nantinya dua kawasan tersebut butuh kapal-kapal untuk yang eksisting di bawah 30 GT mencapai total 1.876 armada.

"Peluang penambahannya adalah kita tawarkan itu adalah untuk kapal tangkap yang 100 GT kita butuh tambahannya 1.028 unit. Kemudian untuk 300 GT kita butuh sekitar 457 uni," kata dia dalam acara Indonesia Investmen Webinar Forum (IIWF), Rabu (8/9).

Tak hanya itu, pihaknya juga menawarkan untuk tambahan kebutuhan kapal ekspor untuk di new port atau pelabuhan baru. Adapun kebutuhan kapal ekspornya mencapai sebanyak 30 unit dengan kapasitas 5.000 GT.

"Jadi pelabuhan itu akan eksis nantinya kalau 5.000 GT kapal dengan 30 unit ini juga akan mendorong nantinya bagaimana kawasan industri itu menyiapkan 5.000 ton tiap kapal dikali dengan 30 itu," kata dia.

Sebagai gambaran saja, Kawasan Provinsi Maluku memiliki potensi sektor perikanan cukup baik. Di mana sumber potensi ikan di kawasan tersebut mencapai 4,66 juta ton per tahun. Angka ini sekitar 37 persen dari total 12,5 juta potensi ikan ada di Indonesia.

Sementara dari 37 persen potensi perikanan tersebut, yang diperbolehkan ditangkap sekitar 3,73 juta ton per tahun. Dan dari 3,73 juta ton per tahun itu yang baru bisa diproduksi hanya sekitar 543 ribu ton saja. Artinya dari potensi yang bisa diambil 3,73 juta ton baru ditangkap hanya 14,45 persen saja.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.