Sukses

Ambisi Miliarder AS Bangun Kota Metropolitan di Gurun Senilai Rp 5.683 T

Miliarder asal AS Marc Lore mengungkapkan rencanannya untuk membangun kota baru di kawasan gurun.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder asal Amerika Serikat, Marc Lore mengungkapkan rencanan membangun "kota baru di Amerika" berpenduduk 5 juta orang. Dia pun telah menunjuk seorang arsitek terkenal di dunia untuk merancangnya.

Lore, yang juga merupakan mantan eksekutif Walmart, pekan lalu meluncurkan rencana untuk Telosa, sebuah kota metropolitan berkelanjutan yang ia harap dapat diciptakan di sebuah kawasan gurun di AS, seperti dilansir CNN, Selasa (7/9/2021).

Proposal untuk lahan seluas 150.000 acre yang ambisius menjanjikan arsitektur ramah lingkungan, produksi energi berkelanjutan, dan sistem air yang konon tahan kekeringan.

Kota yang disebut "desain kota 15 menit" itu akan memungkinkan penduduk mengakses tempat kerja, sekolah, dan fasilitas publik lainnya dalam seperempat jam perjalanan dari rumah mereka.

Meskipun perencana masih mencari lokasi kota Telosa, kemungkinan target yang dimasukkan termasuk Nevada, Utah, Idaho, Arizona, Texas dan wilayah Appalachian, menurut situs resmi proyek tersebut.

Pengumuman tersebut disertai dengan serangkaian ilustrasi digital oleh Bjarke Ingels Group (BIG), institusi arsitektur yang disewa untuk mewujudkan mimpi Lore.

Gambar-gambar ilustrasi itu menunjukkan bangunan tempat tinggal yang ditutupi tanaman hijau dan penghuni yang tampak menikmati ruang terbuka.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proyek Kota Telosa akan Telan Biaya USD 400 Miliar

Gambar lain menggambarkan gedung pencakar langit. Gedung tersebut disebut sebagai Equitism Tower.

Dalam tahap pertama konstruksi kota Telosa, akan menampung 50.000 penduduk di 1.500 hektar lahan, dilengkapi dengan perkiraan biaya sebesar USD 25 miliar.

Sementara untuk keseluruhan proyek diperkirakan akan menelan biaya melebihi USD 400 miliar, dengan kota yang menargetkan populasi 5 juta dalam kurun waktu 40 tahun.

Pendanaan untuk pembangunan Telosa pun akan datang dari "berbagai sumber," kata penyelenggara proyek, termasuk investor swasta,  hibah dari pemerintah federal dan negara bagian, dan subsidi pembangunan ekonomi.

Di situs web resmi Telosa, Lore menjelaskan bahwa dia terinspirasi oleh ekonom Amerika dan ahli teori sosial, Henry George.

Lore mengutip "kelemahan signifikan" kapitalisme, yang menghubungkan banyak dari mereka dengan "model kepemilikan tanah yang dibangun Amerika."

"Kota-kota yang telah dibangun hingga saat ini dari awal lebih seperti proyek real estat," kata Lore dalam video promosi untuk proyek tersebut.

"Mereka tidak memulai dengan orang-orang di wilayah pusat. Karena jika Anda memulai dengan orang-orang di pusat, Anda akan langsung berpikir, 'Oke, apa misinya dan apa nilainya?," ujar Lore.

"Misi Telosa adalah untuk menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. Itulah Bintang Utara kami," tuturnya.

Pendiri BIG, yang juga merupakan seorang arsitek asal Denmark, Bjarke Ingels, menuturkan bahwa Telosa "mewujudkan kepedulian sosial dan lingkungan budaya Skandinavia, dan kebebasan dan kesempatan budaya yang lebih Amerika."

3 dari 3 halaman

Infografis 3 Tips Cuci Masker Kain untuk Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.