Sukses

3 Peradaban Baru Lahir dari Dampak Pandemi Covid-19, Apa Saja?

Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo mengatakan, adanya pandemi covid-19 harus menjadi motivasi kuat untuk bangkit

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo mengatakan, adanya pandemi covid-19 harus menjadi motivasi kuat untuk bangkit dan optimis dalam membantu Pemerintah untuk pemulihan ekonomi dari covid-19.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya dalam Seminar Nasional ISEI 2021 Akselerasi Pemulihan Ekonomi di Era Digital, Selasa (31/8/2021). Perry menyampaikan, terdapat 3 elemen penting dalam menghadapi peradaban baru adanya pandemi covid-19 ini.

“Kita harus berpartisipasi aktif untuk menyiapkan bangsa ini pada peradaban baru yang muncul dari pandemi covid-19 ini. Saya melihat ada 3 elemen penting dalam peradaban baru itu,” kata Perry.

Elemen pertama, yaitu digitalisasi. Menurutnya, pembatasan mobilitas selama pandemi covid-19 telah mempercepat dan mengakselerasi digitalisasi di berbagai aspek kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan digital learning di dunia pendidikan untuk mengakselerasi ekonomi keuangan digital nasional.

“Akselerasi ekonomi keuangan digital nasional yang menjadi game charger selama pandemi ini, dan juga bidang-bidang seperti kesehatan dan lainnya. Digitalisasi menjadi lebih cepat, mudah, dan efisien,” ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inklusi dan Ekonomi Hijau

Selanjutnya, elemen kedua adalah inklusi, menurutnya penting dalam mendorong inklusi ekonomi dan keuangan Indonesia untuk semakin mendekatkan kesenjangan ekonomi antar daerah, antar skala usaha, antar golongan pendapatan.

“Itulah kenapa kita perlu akselerasi inklusi ekonomi dan keuangan.  UMKM dan sektor pertanian khususnya melalui klasterisasi kewirausahaan, akses pembiayaan dan juga digitalisasi,” katanya.

Ketiga, ekonomi hijau atau green economic, saat ini hal itu telah menjadi tren dari global, tekanan maupun tuntutan untuk ramah lingkungan semakin tinggi.

“Kita harus mampu merespon, dan menyiapkannya untuk melalui kebijakan-kebijakan reformasi struktural maupun digitalisasi,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.