Sukses

Daftar 6 Sektor Kegiatan Masyarakat yang Wajib Pakai Aplikasi PeduliLindungi

Aplikasi PeduliLindungi akan segera diuji coba penerapannya pada enam jenis kegiatan.

Liputan6.com, Jakarta Aplikasi PeduliLindungi akan segera diuji coba penerapannya pada enam jenis kegiatan. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk memudahkan pelacakan.

Ia mengatakan akan mulai menerapkan peran teknologi digital di enam sektor kegiatan masyarakat. Aplikasi PeduliLindungi akan jadi pengontrol protokol kesehatan di enam kegiatan tersebut.

Pertama, di sektor perdagangan, diantaranya pasar/toko modern dan pasar atau toko tradisional. Kedua, sektor transportasi baik darat, laut dan udara.

Ketiga, sektor pariwisata, baik di hotel, restoran, atau event dan pertunjukkan. Keempat, di sektor kantor atau pabrik, baik pemerintahan, swasta, bank, pabrik besar, maupun UMKM.

Kelima, sektor pendidikan, seperti PAUD, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, dan terakhir di sektor keagamaan, seperti di pusat-pusat keagamaan.

“Misalnya, kalau orang sudah vaksin dia boleh/bisa duduk di meja berempat, yang (dinyatakan) tidak boleh vaksin (duduk) berdua, yang belum vaksin di luar, yang sudah di vaksin boleh di dalam ruang ber AC,” tuturnya dalam Konferensi Pers PPKM Level, Senin (30/8/2021).

Menkes menekankan, pada sektor acara keagamaan yang jadi konsentrasi. Ia menilai acara-acara keagamaan bisa membuat penularan virus meningkat. Ia mencontohkan, penyebaran kasus drastis di India terjadi karena perayaan keagamaan.

Dengan begitu, Menkes Budi menyimpulkan fungsi dari aplikasi PeduliLindungi ini. Fungsi pertama dari penggunaan aplikasi ini adalah untuk mengontrol skrining secara online dan realtime, kemudian sebagai upaya tracing.

Karena, kata dia, cara kerjanya setiap orang perlu memindai barcode ketika melakukan aktivitas di tempat yang berbeda.

Selanjutnya, ini juga dapat digunakan sebagai kontrol pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan adanya kegiatan.

“Nah itu adalah contoh-contoh implementasinya dibantu oleh teknologi informasi, dan kita sudah siap kita akan mencoba di enam aktivitas kehidupan utama,” tambahnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pentingnya Strategi

Kemudian, Menkes Budi juga mewanti-wanti pentingnya strategi 3T (Testing, Tracing, Treatment) ini untuk dilakukan selain dari strategi lain seperti protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi.

“Strategi 3T ini penting karena kita suka terburu-buru, lupa bahwa penularan itu masih tinggi, angka yang paling bagus di pegang adalah positivity rate, angka ini sulit dianipulasi,” katanya.

Misalnya, jika positivity rate di daerah tertentu masih menunjukkan 40 persen, itu berarti masih perlu isolasi. Menkes Budi mengatakan, mengacu data WHO, angka minimal aman adalah 5 persen.

“Nah angka lima persen positivity rate 5 persen itu menunjukkan aktivitas yang hampir normal, kalau masih tinggi ya mereka harus meningkatkan testing dan tracingnya kalau ketemu (kasus Covid-19) cepat di isolasi,” katanya.

Jika tingkat testing dan tracing kurang, ia mengatakan, kasus kemungkinan asih terjadi tanpa terdeteksi, “ini bahayanya,” tambahnya.

Namun, ia mengatakan, ketiga strategi tersebut perlu dilakukan bersamaan, dan tidak bisa hanya satu persatu.

“Karena vaksinasi itu bukan membuat kita kebal, masih bisa menularkan atau tertular, tapi membuat setidaknya kita gak perlu masuk RS,” katanya.

Menkes Budi mengatakan, baru ada delapan provinsi dengan tingkat positivity rate pada kategori ‘sedang’ atau berada di bawah 15 persen kasus per minggu.

Yakni, Dki Jakarta, Papua Barat, Maluku, Banten, Papua, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Sementara itu, secara nasional tingkat positivity rate mingguan berada pada level 12,89 persen atau di kategori sedang.

 

3 dari 3 halaman

Vaksinasi

Terkait pencapaian vaksinasi, ia mengatakan Presiden Joko Widodo telah meminta untuk merampungkan sebanyak 100 juta per Agustus 2021.

Dengan harapan mampu meningkatkan tingkat vaksinasi sebesar 2,3 juta per bulan.

“Dengan segala kekurangan kita, Indonesia yang dulunya dibully menyelesaikan vaksinasinya 10 tahun sekarang kita berapa di ranking enam dunia untuk jumlah orang yang divaksinasi, per hari ini sudah sampai 63 juta orang,” katanya.

Dari sisi total suntikan, Indonesia berada di peringkat tujuh di bawah China, India, Amerika, Brazil, Jepang, dan Jerman. Menkes berharap sesegera mungkin bisa menyusul tingkat vaksinasi yang dilakukan Jerman dengan 101,17 juta suntikan.

“angkanya juga naik terus, kalau dikatakan dari 13 januari kita mencapai 50 juta pertamanya itu adalah juli atau sekitar 26 minggu, sekarang cita-cita kita 50 juta keduanya selesai di 31 Agustus,” katanya.

Kemudian, Agustus ini Menkes Budi mengatakan indonesia akan menerima 64 juta dosis dan pada September akan datang sekitar 80 juta dosis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.