Sukses

Intip Perjalanan Karir Ahok, dari Politik hingga Komisaris Pertamina

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tengah dibalut sukacita pasca kelahiran anak keduanya

Liputan6.com, Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tengah dibalut sukacita pasca kelahiran anak keduanya, Sarah Eliana Purnama dari sang istri Puput Nastiti Devi, Kamis (26/8/2021) hari ini.

Kado bahagia ini didapatnya saat menjalani amanat sebagai seorang Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Kehadiran Sarah seakan jadi pelengkap hidup Ahok yang punya perjalanan karir panjang di dunia bisnis hingga politik.

Ahok sendiri sudah banyak mencicipi asam manis kehidupan sejak awal karirnya. Lahir dan besar di Desa Gantung, Kabupaten Belitung Timur, ia memulai karir di kampung halaman sebagai seorang pebisnis.

Pasca menamati bangku kuliah di jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti pada 1989, Ahok kembali ke kampung halaman dan mendirikan perusahaan bernama CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan untuk PT Timah.

Hanya berselang 2 tahun, Ahok kemudian meninggalkan dunia pertambangan dengan melanjutkan kuliahnya di program master manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta pada 1992.

Selepas pendidikan S2, Ahok sempat bekerja di PT Simaxindo Primadya, Jakarta yang bergerak dalam bidang kontraktor listrik. Sebelum pada akhirnya ia kembali ke Belitung Timur untuk mendirikan perusahaan bernama PT Nurindra Ekapersada.

Namun pabriknya kemudian ditutup karena dianggap melawan kesewenang-wenangan pejabat. Melansir situs ahok.org, ia bercerita pernah mengalami sendiri pahitnya berhadapan dengan politik dan birokrasi yang korup.

Sempat terpikir olehnya untuk hijrah dari Indonesia ke luar negeri. Tapi keinginannya ditolah oleh sang ayah, yang mengatakan suatu hari rakyat akan memilih Ahok untuk memperjuangkan nasib mereka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terjun ke Politik

Bermodal keyakinan tersebut, Ahok lantas memutuskan masuk ke panggung politik pada 2003. Pertama-tama ia bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.

Meski memiliki keuangan terbatas dan menolak memberikan uang kepada rakyat, ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Sejak saat itu karirnya meroket di kancah perpolitikan.

Pada Pilkada Kabupaten Belitung Timur 2005, Ahok memutuskan berpasangan dengan Khairul Effendi ikut sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010, dan sukses terpilih menjadi Bupati keturunan etnis Tionghoa pertama di wilayah tersebut.

Pada 2012, Ahok memberanikan diri untuk naik ke panggung yang lebih besar. Dia memutuskan mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi), yang pada akhirnya terpilih pasca mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.

Tak sampai genap 2 tahun, dirinya resmi menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi yang mengambil cuti panjang untuk menjadi calon presiden dalam Pilpres 2014.

Basuki lantas menuntaskan jabatannya hingga 2017 dengan dibantu Djarot Saiful Hidayat sebagai wakilnya. Pada 2017, ia ingin melanjutkan masa jabatannya sebagai orang nomor satu DKI, tapi kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Selepas kekalahannya, Ahok harus menghadapi banyak rintangan. Terutama pada 9 Mei 2017, kala dirinya divonis 2 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas kasus penodaan agama. Waktu kurungan hampir dua tahun ia emban sebelum dibebaskan dari penjara pada 24 Januari 2019.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Komisaris Pertamina

Tapi tampaknya nama besar Ahok belum hilang. Tak sampai setahun pasca bebas, dirinya resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina. Bahkan berdasarkan hasil RUPS Pertamina pada 23 Desember 2019, dirinya memiliki dua jabatan di Pertamina selaku Komisaris Independen.

Tanggung jawab lebih kini diemban Ahok. Selain memiliki anak kedua, ia juga masih harus menuntaskan tugasnya sebagai komisaris di Pertamina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.