Sukses

Luncurkan Bangga Buatan Indonesia di Sulawesi, Mendag Bidik 30 Juta UMKM Go Digital

Peluncuran Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Wisata Indonesia (BWI) di Sulawesi Utara baru dilaksanakan usai tertunda akibat pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Tertunda karena pandemi Covid-19, peluncuran Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Wisata Indonesia (BWI) di Sulawesi Utara baru dilaksanakan. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akan fokuskan digitalisasi UMKM pada gerakan bertajuk #PelangiSulawesi ini.

Mendag Lutfi menuturkan digitalisasi UMKM menjadi kunci dalam pengembangan kampanye BBI di tanah air.

Hingga pertengahan Agustus 2021, menurut data yang disampaikannya, telah ada 15 juta UMKM yang telah bergabung dalam platform perdagangan elektronik.

“Lebih dari 7 juta merupakan hasil onboarding selama masa kampanye BBI,” katanya dalam Launching BBI dan BWI di Sulawesi, Dari Sulawesi Menuju Mancanegara, Kamis (26/8/2021).

Dengan adanya torehan tersebut, ia optimistis kedepannya mampu mencapai target 30 juta pelaku usaha UMKM akan onboarding ke platform digital di akhir 2023 mendatang.

“Dan bahkan melebihi target yang ditetapkan,” katanya.

Sebagai movement manager dari kampanye ini, Mendag berharap dapat ikut dalam memicu kinerja sektor ekonomi perdagangan dan membanntu pemulihan ekonomi nasional pada triwulan kedua 2021.

Sementara itu, terkait sektor wisata, dengan kampanye bertajuk #PelangiSulawesi ini jadi ajang untuk mengenalkan potensi wisata di Sulawesi Utara, khususnya Likupang.

“Tema ini ingin kami kenalkan potensi sulawesi uatara khususnya Likupang, sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas,” katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inspirasi Perdagangan

Pada konteks perdagangan, katanya, Sulawesi miliki banyak menorehkan sejarah sejak dulu. Sulawesi telah dikenal dari potensi sumber daya alam dan punya sejarah perdagangan yang cukup panjang.

Tampil dengan menggunakan pakaian dengan corak khas Sulawesi, Mendag Lutfi mengisahkan, Sulawesi berperan penting sebagai pusat perdagangan rempah global.

“Saat (tahun) 1500-an pedagang portugis, arab, china, sudah mengenai sulawesi utara sebagai  salah satu pusat aktivitas perdagangan rempah dunia, begitu pula masyarakat bugis dan Sulawesi selatan, yang berhasil membangun jaringan perdagangan ke seluruh nusantara,” tuturnya.

Dengan begitu, ia mengimbau bahwa semangat yang telah dibawa dalam potensi di Sulawesi ini bisa menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM dimanapun.

“Semangat dan kegigihan berdagang masyarakat Sulawesi ini patut kita tiru dan jadi inspirasi kita semua,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.