Sukses

Ekspor Perikanan Yogyakarta Tembus Rp 28 Miliar di Tengah PPKM

Ekspor komoditas perikanan tetap tumbuh di tengah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat maupun Level 4 di Yogyakarta

Liputan6.com, Jakarta - Ekspor perikanan tetap tumbuh di tengah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat maupun Level 4 di Yogyakarta. Hal ini terlihat dari peningkatan ekspor pada Juli dibanding Juni 2021.

Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Yogyakarta, Hafit Rahman, mengungkapkan jajarannya terus bekerja guna memberikan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dari Kota Pelajar.

Tak hanya itu, SKIPM Yogyakarta juga melakukan jemput bola dan memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha.

Total ekspor selama Juli 2021 mencapai 367.205,84 kg dengan nilai sebesar Rp28,645 miliar. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding Juni sebesar 264.33,94 kg dengan nilai Rp21,281 miliar.

"Tentu ini kita patut syukuri dan kami mengapresiasi para pelaku usaha tetap aktif di tengah PPKM," kata Hafit dikutip dari keterangannya pada Selasa (10/8/2021).

Hafit menguraikan, komoditas ekspor tersebut terdiri dari tuna kaleng sebanyak 211.763,16 kg senilai Rp10,789 miliar. Jumlah tersebut menjadikan tuna kaleng sebagai komoditas mayoritas ekspor dari Kota Pelajar selama Juli.

"Angkanya mencapai 57,66 persen dari total ekspor dari Yogyakarta," sambungnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tuna Rebus Beku

Komoditas lain ialah tuna rebus beku sebanyak 92.612 kg dengan nilai Rp8,015 miliar. Disusul dengan udang beku sebanyak 56.501,2 kg senilai Rp9,237 miliar.

Selama Juli 2021, SKIPM Yogyakarta melakukan 9 kali pengiriman. Hafit merinci negara tujuan ekspor tersebut adalah Amerika Serikat sebanyak 5 kali, kemudian Thailand 2 kali, Jepang sekali.

"Kita juga mengekspor ke Taiwan sekali pada bulan lalu," urai Hafit.

Merujuk tren peningkatan tersebut, Hafit optimistis sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi pengungkit di tengah pandemi. Karenanya, dia mengajak pelaku usaha untuk terus aktif dan memanfaatkan peluang ekspor di tengah pandemi global.

"Kita optimis karena ikan adalah sumber protein yang dibutuhkan untuk memperkuat imun. Kita di SKIPM akan terus memberikan pelayanan yang optimal," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.