Sukses

Wamendag Ingin Pembiayaan BRI di Sistem Resi Gudang Ditingkatkan

BRI siap mendukung pembiayaan dalam sistem resi gudang yang dikembangkan oleh Kementerian Perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengatakan bahwa bank yang dipimpinnya siap mendukung pembiayaan dalam Sistem Resi Gudang (SRG) yang dikembangkan oleh Kementerian Perdagangan.

Menurutnya dukungan pembiayaan itu merupakan komitmen dalam pengembangan ekonomi masyarakat khususnya di sektor 20 komoditas yang masuk dalam SRG.

“BRI tentu sangat mendukung SRG. Dukungan ini telah dilakukan dalam gudang-gudang SRG di berbagai daerah,” kata Dirut BRI Sunarso, Sabtu (7/8/2021).

Komitmen BRI ini disambut baik oleh Kementerian Perdagangan. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyampaikan apresiasinya atas komitmen tersebut. Menurutnya kehadiran BRI penting dalam membangun ekosistem bisnis SRG.

Ekosistem bisnis memang menjadi sentra pembicaraan kedua belah pihak. Menurut keduanya penting agar ekosistem bisnis SRG terus dikembangkan agar semua pihak bisa mengambil manfaat yang berkesinambungan. Dengan demikian kepastian usaha di sektor SRG bisa terus dikembangkan.

"BRI adalah salah satu perbankan milik negara yang sudah dikenal lama berfokus pada pengembangan ekonomi rakyat. Jaringannya tersebar hingga ke desa-desa sehingga memungkinkan daya jangkau yang sangat luas terhadap aktifitas ekonomi masyarakat," kata Wamendag.

Kemendag sendiri melakukan berbagai terobosan melalui sistem resi gudang yang didesain untuk menjadi sistem penopang dalam perdagangan. Ada 20 komoditas yang sudah bisa masuk SRG antara lain beras, kopi, jagung hingga kopra.

Ke depan diharapkan ini bisa menjadi alternatif utama bagi pelaku usaha, baik produsen, petani maupun pengelola gudang dan logistik dalam perdagangan. Dengan begitu diharapkan manfaatnya merata dan bisa membentuk sebuah kondisi yang menjamin kepastian usaha baik dari sektor produksi, transportasi dan logistik.

Nilai investasi pembiayaan oleh BRI yang terkait dengan SRG telah mencapai Rp 190 miliar saat ini. Diharapkan nilai ini terus meningkat seiring dengan meluasnya jangkauan bisnis SRG. Kemendag sendiri sangat berharap kerja sama dengan stake holder terus ditingkatkan.

“Pihak inti yang menjadi pelaku SRG sebenarnya adalah pelaku bisnis itu sendiri dengan fasilitator dari Pemerintah Daerah. Hal ini karena Pemerintah Pusat telah menyerahkan kepengurusan SRG ke Daerah. Karena itu Daerah harus terus didorong agar meningkatkan kemampuan pengelolaan SRG ini,” tambah Jerry.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

SRG Percontohan

Ada beberapa SRG yang telah menemukan pola sinergi dan operasi yang cukup mapan dan berhasil, antara lain SRG di Kabupaten Wonogiri.

SRG ini berhasil membina produsen dan pelaku usaha di sektor beras dengan membentuk ekosistem bisnis terpadu dari sektor hulu hingga hilir.

Di sektor hulu, petani menghasilkan produk yang berkualitas baik dan memenuhi permintaan pasar. Di sektor hilir, ada upaya serius dalam menjaga kualitas pasca panen, pengemasan hingga jaringan pemasaran.

Model-model SRG seperti di Wonogiri inilah yang ingin dikembangkan oleh Kementerian Perdagangan. Komoditas yang tengah naik daun seperti kopi dan porang diharapkan bisa dikemas dan difasilitasi dengan model itu. Karena itu Bappebti akan meningkatkan kinerja dan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.