Sukses

Harga Minyak Turun 1 Persen Dihajar Covid-19 Varian Delta

Harga minyak turun sekitar 1 persen lebih rendah pada hari Jumat,

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun sekitar 1 persen lebih rendah pada hari Jumat, membukukan kerugian mingguan tertajam dalam beberapa bulan, di tengah kekhawatiran bahwa pembatasan perjalanan untuk mengekang penyebaran varian Delta COVID-19 akan menggagalkan pemulihan global dalam permintaan energi.

Minyak mentah berjangka juga berada di bawah tekanan karena dolar AS menguat setelah pertumbuhan pekerjaan bulanan AS lebih tinggi dari yang diharapkan. Dolar yang lebih kuat membuat minyak dalam mata uang greenback lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (7/8/2021), harga minyak mentah berjangka Brent turun 59 sen, atau 0,8 persen, menjadi USD 70,70. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 81, atau 1,2 persen, menjadi menetap di USD 68,28 per barel.

Untuk minggu ini, patokan global Brent turun lebih dari 6 persen, kerugian minggu terbesar dalam empat bulan, dan WTI jatuh hampir 7 persen dalam penurunan mingguan terbesar dalam sembilan bulan.

"Aksi harga yang kita lihat sekarang benar-benar merupakan fungsi dari gambaran makro," kata Howie Lee, ekonom di bank OCBC Singapura.

“Varian Delta sekarang benar-benar mulai berhasil dan Anda melihat penghindaran risiko di banyak pasar, bukan hanya minyak,” tambahnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Covid-19 di AS Naik

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa kasus COVID-19 di Amerika Serikat, yang telah naik ke level tertinggi enam bulan, akan naik sebelum turun dan bahwa varian Delta baru mengambil korban yang tidak perlu di negara itu.

Jepang siap untuk memperluas pembatasan darurat ke lebih banyak wilayah negara itu, sementara China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, telah memberlakukan pembatasan di beberapa kota dan membatalkan penerbangan.

“Peningkatan pembatasan perjalanan di China telah menjadi perhatian para pedagang dan bisa menjadi penggerak harga minyak utama seiring berjalannya bulan ini,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.

Rig minyak AS naik dua menjadi 387 minggu ini, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. Pertumbuhan jumlah rig telah melambat dalam beberapa bulan terakhir karena pengebor terus fokus pada disiplin modal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.