Sukses

Tancap Gas Transisi Energi, Pertamina Bidik Pemasangan PLTS 500 MW

Pembangunan PLTS tersebut sudah dijalankan secara bertahap mulai akhir 2020.

Liputan6.com, Jakarta Subholding Pertamina NRE (PNRE) menargetkan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa lokasi operasi Pertamina Group dengan total potensi kapasitas terpasang sebesar 500 MW.

Target tersebut juga sejalan dengan target bauran energi, serta penurunan emisi gas rumah kaca di Pertamina group hingga 30 persen pada 2030.

PLTS tersebut akan dipasang di fasilitas inti operasi seperti wilayah kerja hulu migas, Kilang Minyak, Terminal BBM, dan SPBU. Selain itu juga di fasilitas pendukung seperti perkantoran, perumahan dan aset lainnya yang tersebar dalam ekosistem bisnis hulu sampai ke hilir.

Pembangunan PLTS tersebut sudah dijalankan secara bertahap mulai akhir 2020, dengan target pada akhir 2021 sekitar 50 MW, termasuk di 1.000 SPBU Pertamina di Pulau Jawa.

Saat ini, Pertamina NRE telah menyelesaikan pembangunan PLTS di Terminal LNG Badak, Kilang Dumai, Kilang Cilacap, KEK Sei Mangkei, serta di sejumlah SPBU.

"Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan PLTS di Pertamina Group juga terkait erat dengan efisiensi yang didapatkan, yaitu lebih menghemat pengeluaran biaya listrik," ungkap Chief Executive Officer PNRE, Dannif Danusaputro, dalam keterangannya pada Senin (2/8/2021).

Dampak positif lainnya yang dihasilkan adalah penggunaan PLTS 500 MW akan berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 630 ribu ton CO2 per tahun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Transisi Energi

Selain itu, inisiatif ini merupakan salah satu bagian dari peta jalan ESG (environment, social, and governance) yang terintegrasi dalam bisnis Pertamina.

Hal ini untuk mendukung upaya menahan laju perubahan iklim dan berinvestasi agar mewujudkan kehidupan yang baik dan layak bagi generasi mendatang.

Dikatakan jika PNRE akan terus tancap gas untuk transisi energi. Itu karena perusahaan melihat bahwa pengembangan EBT, termasuk PLTS, adalah investasi masa depan bagi siapapun tak terkecuali pelaku bisnis.

"Karena transisi energi adalah keniscayaan dan kebutuhan utama di dunia saat ini demi terwujudnya lingkungan yang sehat melalui penerapan energi bersih," ungkap Dannif.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.