Sukses

Harga Emas Melemah di Tengah Penantian Hasil Pertemuan The Fed

Penurunan harga emas tetap terjadi meskipun nilai tukar dolar AS juga melemah.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), karena investor berhati-hati dalam bertransaksi jelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal reserve (the Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (27/7/2021), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke level USD 1.798,41 per ons pada pukul 13.56 ET. Sementara harga emas berjangka AS melemah 0,1 persen menjadi USD 1.799,20 per ons.

Bank Sentral AS akan memulai pertemuan bulanan untuk menentukan kebijakan moneter pada Selasa waktu setempat. Pertemuan akan berlangsung selama dua hari.

"kekhawatiran yang ada adalah, meskipun bukan kenaikan bunga, the Fed akan mengurangi kebijakan pembelian obligasi. Hal ini akan mendorong kenaikan suku bunga," jelas analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.

Kenaikan suku bunga ini bisa menekan harga emas karena investor lebih memilih menyisihkan investasinya ke obligasi yang memberikan kenaikan harga sekaligus bunga.

Analis pasar Exinity Group Han Tan mengatakan, jika Bank Sentral AS menetapkan kebijakan pengurangan pembelian obligasi disertai dengan rincian waktunya maka tekanan terhadap harga emas akan berlanjut.

Logam mulia akan menguji posisi terendah pada Juni di USD 1.750 per ons hingga USD 1.770 per ons.

Penurunan harga emas ini tetap terjadi meskipun nilai tukar dolar AS melemah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Emas Diperkirakan Tertekan Pekan Ini

Harga emas diperkirakan akan melemah pada perdagangan pekan ini. Banyak sentimen yang membuat harga emas melemah seperti nilai tukar dolar AS dan suku bunga obligasi.

Di minggu lalu, Bank Sentral Eropa menegaskan bahwa tetap berada pada komitmennya untuk mempertahankan kebijakan moneter ultra longgar untuk mendorong angka inflasi kembali ke level 2 persen.

Pernyataan Bank Sentral Eropa ini kontra dengan kebijakan dari Bank Sentral AS atau the Fed. Bank Sentral AS saat ini tengah membicarakan mengenai pengurangan program pembelian obligasi.

Analis Equiti Capital David Madden menjelaskan, dolar AS terlihat relatif undervalued di tengah kesenjangan kebijakan moneter antara the Fed dan Bank Sentral AS. Dia mengatakan bahwa harga emas harus terus berjuang keras menghadapi penguatan dolar AS.

Madden menambahkan, ekonomi AS telah membaik sehingga mendorong pasar ekuitas kembali ke rekor tertinggi. Hal ini menjadi tekanan yang keras untuk harga emas.

"Mengapa Anda harus menaruh uang di pasar emas ketika Anda dapat menggunakannya di ekuitas," katanya dikutip dari Kitco, Senin (26/7/2021).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.