Sukses

Investasi Syariah Mulai Diajarkan di Sekolah, Ini Buktinya

Pemerintah selaku regulator perekonomian memberikan wadah Ekonomi Syariah untuk berkembang.

Liputan6.com, Jakarta Melihat jumlah penduduk muslim yang merupakan mayoritas di Indonesia, pemerintah selaku regulator perekonomian memberikan wadah Ekonomi Syariah untuk berkembang.

Hal ini sebagai wujud nyata perhatian pemerintah dalam tingginya angka Transaksi Ekonomi Syariah di Indonesia. Atas dasar ini pula Guru di SMK Islam Tanwirul Afkar Krian Sidoarjo menginspirasi untuk mendidik siswa dan siswinya ketika mencapai prestasi.

Misalnya, salah satu siswa berprestasi Syihab Zuhri, yang baru saja menyabet gelar Juara 2 Fotografi Pelajar SMA/SMK Se Derajat tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Bioteknologi Universitas Aisyiyah Jogjakarta dalam Event Biotech Fest 3 2021 juga diajarkan mengenai investasi syariah dari uang hasil prestasi tersebut.

Faisal Abda'u, Kepala Kompetensi Keahlian Desain Komunikasi Visual menyampaikan bahwa komitmen sekolah dalam mendidik siswanya tidak hanya perihal kemampuan berkompetisi, namun sekolah juga mengajari bagaimana cara menginvestasikan hasil jerih payah mereka yang berupa uang pembinaan agar bermanfaat ketika siswa/siswi lulus dari sekolah.

Dirinya miris melihat pemberitaan di media massa perihal pemuda yang kurang bijak dalam menggunakan hasil jerih payahnya ke arah yang negatif. Maka dari itu melalui konsep Investasi Syariah, uang pembinaan siswa juara lomba tadi akan ditukarkan dengan emas murni dan disimpan oleh pihak sekolah sampai siswa tersebut lulus.

Emas adalah salah satu instrumen dalam investasi syariah yang dianjurkan dalam agama Islam dan trend setiap tahunnya akan cenderung mengalami kenaikan nilai tukar, metode ini mengajari siswa bagaimana caranya menghargai uang, sebagai bekal mereka lulus dari sekolah, bisa dibuat modal usaha, modal daftar kuliah maupun modal mencari pekerjaan.

"Semoga dengan adanya program "Mekar" (Menabung Karya) ini siswa siswi kami bisa menjadi pribadi yang berakhlaq mulia, bermental juara, dan memiliki karakter yang cerdas juga terampil," ujarnya, Rabu (21/7/2021).

Dirinya berharap metode serupa juga bisa diterapkan oleh teman-teman di sekolah lain agar siswanya lebih bijak dalam mengelola hasil jerih payahnya agar kelak dapat dimanfaatkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah Saham Syariah Naik 84 Persen dalam 10 Tahun

Saham syariah yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melonjak 84 persen dalam waktu 10 tahun. Angka ini cukup tinggi jika dibadingkan dengan pertumbuhan saham secara umum.  

“jumlah saham syariah meningkat secara pesat yaitu sebesar 84 persen atau artinya lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan sejumlah saham secara umum,” jelas Wakil Menteri BUMN I, Pahala N Mansury, dalam Konferensi Internasional KNEKS yang berlangsung secara daring, Kamis (15/7/2021).

Ekosistem pasar modal syariah di indonesia dimulai sejak peluncuran reksa dana syariah pada 1997. Namun di awal perkenalannya pertumbuhan pasar modal syariah masih seret. Baru di 2011 industri pasar modal syariah berkembang pesat.

Secara rinci, Pahala mengatakan, bahwa rata-rata volume transaksi harian saham syariah meningkat sebesar 13,8 persen setiap tahun, yaitu dari 2,7 miliar lembar saham per hari di 2011 menjadi 8,97 miliar saham lembar saham di Maret 2021.

“Rata-rata frekuensi transaksi harian bahkan meningkat mencapai 31 per tahun. Sedangkan, rata-rata nilai transkasi harian meningkat sebesar 14,6 per per tahun, begitu juga dengan nilai kapitalisasi pasar meningkat sebesar 6,4 persen," jelas dia.

Namun, pandemi Covid-19 menekan sektor perekonomian dan juga keuangan secara umum. Hal ini juga berdampak pada saham syariah. Mengingat dari sisi pasar modal syariah tahun 2020 untuk indeks saham syariah Indonesia atau (ISSI) menurun 5,46 persen secara yoy, sedangkan Jakarta Islamic Index (JII) alami penurunan hingga 9,69 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.