Sukses

Harga Minyak Susut Lagi Dibayangi Kesepakatan OPEC soal Pasokan

Penurunan harga minyak terjadi usai Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang mencapai kesepakatan untuk akan membuka jalan bagi kesepakatan pasokan minyak mentah lebih banyak ke pasar.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia susut turun lebih dari USD 1 per barel. Turunnya harga di tengah ekspektasi pasokan akan lebih lebih banyak mengalir hingga memukul pasar setelah adanya kesepakatan kompromi antara produsen OPEC dan laporan mingguan yang sangat buruk untuk permintaan bahan bakar AS.

Melansir laman businesstimes, Jumat (16/7/2021), harga minyak mentah Brent menetap di posisi USD 73,47 per barel, turun USD 1,29, atau 1,7 persen.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di level USD 71,65 per barel, turun USD 1,48, atau 2,2 persen.

Penurunan harga minyak terjadi usai Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang mencapai kesepakatan untuk akan membuka jalan bagi kesepakatan pasokan minyak mentah lebih banyak ke pasar.

Kesepakatan memang belum ditetapkan resmi. Bahkan Kementerian energi UEA mengatakan musyawarah masih terus berlanjut.

"Jadi masih ada pembahasan. Kami punya kesepakatan, kami tidak punya kesepakatan - dan itu menimbulkan kekhawatiran (harga minyak)," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

OPEC

Pembicaraan di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutu mereka, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, terhenti bulan ini setelah UEA keberatan untuk memperpanjang pakta pasokan kelompok itu di luar April 2022.

Di sisi lain, di Amerika Serikat, penarikan besar dalam stok minyak mentah tidak banyak mendorong harga minyak karena investor fokus pada kenaikan persediaan bahan bakar dalam seminggu termasuk liburan Empat Juli, ketika mengemudi biasanya melonjak.

"Semua rasa optimisme bensin menguap hanya dalam satu minggu," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho. "Jika Anda tidak membutuhkan bensin, Anda tidak perlu minyak mentah untuk membuat bensin, dan itu satu-satunya matematika yang penting di penghujung hari."

Beberapa bank, termasuk Goldman Sachs, Citi dan UBS memperkirakan pasokan akan tetap ketat dalam beberapa bulan mendatang bahkan jika OPEC+ menyelesaikan kesepakatan untuk meningkatkan produksi.

OPEC, dalam laporan bulanannya, mengatakan masih memperkirakan pemulihan yang kuat dalam permintaan minyak dunia untuk sisa tahun 2021, dan memperkirakan penggunaan minyak pada tahun 2022 akan mencapai tingkat yang sama dengan sebelum pandemi Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.