Sukses

Aset Perkembangan Syariah Tak Berkembang Imbas Covid-19

Global Islamic Report 2020 memperkirakan perkembangan aset syariah mengalami stagnasi di tahun 2020

Liputan6.com, Jakarta Global Islamic Report 2020 memperkirakan perkembangan aset syariah mengalami stagnasi di tahun 2020. Padahal di tahun sebelumnya yakni 2019 mampu tumbuh hingga 13,9 persen. Kondisi ini tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia.

"Global Islamic Report 2020 memperkirakan stagnasi pada perkembangan aset syariah pada 2020," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Webinar The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges and Way Forward, Jakarta, Kamis (15/7).

Akibatnya, pertumbuhan volume aset keuangan syariah pun tidak setinggi pada tahun 2019. Peningkatan yang terjadi hanya USD 2,52 triliun menjadi USD 2,88 triliun.

"Volume aset keuangan syariah yang tadinya USD 2,52 triliun jadi USD 2,88 triliun," kata dia.

Keuangan syariah global pada periode 2021-2024 pun diperkirakan hanya bisa tumbuh 5 persen. Diperkirakan asetnya mencapai USD 3,69 triliun. Untuk itu, Sri Mulyani menilai Indonesia harus bisa memperkuat ketahanan perekonomian dan keuangan yang termasuk di dalamnya pasar keuangan dan pasar keuangan syariah.

"Untuk itu Indonesia harus perkuat ketahanan perekonomian dan keuangan termasuk capital market dan islamic capital market," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Generasi Milenial Jadi Kunci Penetrasi Perbankan Syariah

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia menjadi pangsa pasar yang sangat potensial untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Perbankan syariah sebagai salah satu layanan jasa keuangan syariah, menjadi sektor yang cukup diminati masyarakat, khususnya Gen Sy atau generasi milenial.

Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin mengatakan,sejauh ini generasi muda memiliki gaya hidup seimbang antara kehidupan dunia dan rohani. Untuk itu kehadiran Gen Sy dianggap penting untuk masuk ke pasar perbankan syariah, sebagai generasi yang melek dengan teknologi digital.

“Beberapa solusi yang dapat menjawab penetrasi pasar perbankan syariah saat ini antara lain pentingnya generasi milenial untuk masuk ke pasar perbankan syariah,” kata dia dalam Webinar Peran, Tantangan, dan Solusi Bank Syariah di Industri Perbankan Indonesia, Rabu (7/7).

Wapres Ma'ruf memaparkan saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan Y (milenial) yang merupakan potensi besar untuk pasar perbankan syariah.

Adapun potensi generasi penduduk Indonesia yang didominasi oleh generasi Z yaitu sekitar 27,9 persen dan generasi milenial sebesar 25,87 persen.

Menurut Wapres, Gen Sy merupakan generasi yang memilih gaya hidup yang dianggap sesuai dengan agama dan keyakinannya yang sudah akrab dengan teknologi, sehingga akan sangat mudah beradaptasi dengan teknologi digital.

“Selain telah melek internet sejak dini, generasi milenial ini juga cenderung memiliki minat yang besar untuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan agama dan keyakinannya,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.