Sukses

Harga Minyak Naik Dibayangi Ekspektasi Jatuhnya Stok di AS

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 8 sen atau 0,1 persen menjadi USD 75,24 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada perdagangan Selasa, pulih dari penurunan hari sebelumnya. Kenaikan harga minyak ini karena ekspektasi penurunan lebih lanjut dari persediaan minyak mentah AS melebihi kekhawatiran bahwa penyebaran varian Covid-19 dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global.

Dikutip dari CNBC, Kamis (14/7/2021), harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 8 sen atau 0,1 persen menjadi USD 75,24 per barel, setelah turun 0,5 persen pada perdagangan Senin.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk Agustus berada di USD 73,93 per barel, turun 17 sen atau 0,2 persen setelah turun 0,6 persen pada hari sebelumnya.

"Optimisme tentang pasokan yang ketat dan penurunan stok minyak mentah AS memberikan dukungan," kata Toshitaka Tazawa, Analis di Broker Komoditas Fujitomi Co.

Dia menambahkan bahwa ekuitas global yang bullish juga membantu meningkatkan selera risiko di kalangan investor.

"Namun, kekhawatiran yang berkembang atas lonjakan kasus infeksi Covid-19 di seluruh dunia dan ketidakpastian atas rencana produksi oleh OPEC+ kemungkinan akan membatasi kenaikan," tambahnya.

Dari jajak pendapat Persediaan minyak mentah AS diperkirakan turun selama delapan minggu berturut-turut, sementara stok bensin juga menurun, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stok Minyak

Stok minyak mentah terus menurun selama beberapa minggu, dengan persediaan AS jatuh ke level terendah sejak Februari 2020 dalam minggu hingga 2 Juli.

Mendukung sentimen pasar, indeks saham global ditutup pada rekor pada hari Senin karena investor mencari tanda-tanda apakah varian delta dari virus corona Covid-19 dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Namun, laporan dari seluruh dunia tentang lonjakan infeksi membuat beberapa investor tetap berhati-hati.

Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan varian delta menjadi dominan dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk mengamankan petugas kesehatan mereka.

Sementara itu, OPEC+ belum membuat kemajuan menutup perpecahan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang pekan lalu mencegah kesepakatan untuk meningkatkan produksi minyak, membuat pertemuan kebijakan lain minggu ini lebih kecil kemungkinannya, kata sumber OPEC+.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.