Sukses

Penguatan Harga Minyak Dibayangi Penyebaran Covid-19 Varian Delta

Harga minyak naik untuk hari kedua pada hari Jumat

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik untuk hari kedua pada hari Jumat karena data menunjukkan penarikan persediaan AS tetapi menuju kerugian mingguan di tengah ketidakpastian pasokan global setelah kebuntuan OPEC+.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (10/7/2021), harga minyak mentah berjangka Brent menetap 1,93 persen, atau USD 1,43 lebih tinggi pada USD 75,55 per barel. Kontrak berjangka West Texas Intermediate AS menetap 2,22 persen, atau USD 1,62 lebih tinggi pada USD 74,56 per barel.

Harga di kedua sisi Atlantik berada di jalur untuk penurunan mingguan sekitar 1 persen, terseret oleh runtuhnya pembicaraan produksi antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+.

Stok minyak mentah dan bensin AS turun dan permintaan bensin mencapai level tertinggi sejak 2019, Administrasi Informasi Energi AS mengatakan pada hari Kamis, menandakan peningkatan kekuatan dalam perekonomian.

“Laporan saham EIA yang bullish membantu pasar minyak rebound ke dalam kegelapan,” kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM.

“Jelas, pasar minyak AS ketat. Namun satu-satunya cara untuk mencegah kerugian lebih lanjut adalah menahan ancaman perang harga OPEC+," tambahnya.

Kenaikan harga minyak dibatasi oleh kekhawatiran bahwa anggota kelompok OPEC+ dapat tergoda untuk mengabaikan batas produksi yang telah mereka ikuti selama pandemi COVID-19, dengan pembicaraan terhenti karena kebuntuan antara produsen utama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. .

Dua sekutu Teluk OPEC berselisih mengenai usulan kesepakatan yang akan membawa lebih banyak harga minyak ke pasar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Rusia

Rusia berusaha menengahi dalam upaya mencapai kesepakatan untuk meningkatkan produksi, sumber OPEC+ mengatakan pada hari Rabu. Amerika Serikat melakukan percakapan tingkat tinggi dengan para pejabat di Arab Saudi dan UEA, Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa.

“Perang harga hampir selalu berumur pendek – tidak ada yang menang dalam jangka panjang,” kata konsultan Rystad Energy dalam sebuah catatan.

“Adalah kepentingan kelompok (OPEC+) untuk memberikan kelonggaran kepada UEA dan pemasok lainnya untuk menghasilkan sedikit lebih banyak dalam kerangka kesepakatan,” tambahnya.

Penyebaran global varian virus corona Delta dan kekhawatirannya dapat menghambat pemulihan ekonomi di seluruh dunia juga membebani harga minyak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.