Sukses

Harga Minyak Dunia Naik Usai Persediaan di AS Menyusut

Di awal sesi, kedua kontrak harga minyak dunia ini jatuh ke level terendah dalam sekitar tiga minggu.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia rebound dari kerugian awal setelah data pemerintah AS menunjukkan penurunan yang jauh lebih besar dari yang diharapkan dalam persediaan minyak mentah dan bensin.

Namun, harga minyak Brent USD 5 per barel di bawah penutupan pada Senin, karena para pedagang khawatir pasokan minyak mentah global mungkin membengkak menyusul runtuhnya negosiasi antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC.

Melansir laman mint, Jumat (9/7/2021), harga minyak mentah berjangka Brent naik 29 sen menjadi USD 73,72 per barel, dan minyak berjangka West Texas Intermediate AS naik 26 sen menjadi USD 72,46 per barel.

Di awal sesi, kedua kontrak harga minyak dunia ini jatuh ke level terendah dalam sekitar tiga minggu.

Persediaan minyak mentah AS turun 6,9 juta barel pekan lalu menjadi 445,5 juta barel, menurut data Administrasi Informasi Energi menunjukkan. Analis memperkirakan penurunan akan mencapai 4 juta barel.

Adapun stok bensin turun 6,1 juta barel dalam seminggu menjadi 235,5 juta barel, kata EIA. Analis memperkirakan penurunan 2,2 juta barel

"Laporannya bullish, tidak diragukan lagi," kata Tony Headrick, Analis Pasar Energi di CHS Hedging. "Kami memang melihat peningkatan yang sangat besar dalam total bensin yang dipasok, yang akan mengarah ke hari Jumat sebelum akhir pekan Empat Juli."

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gangguan

Pasar tetap khawatir tentang gangguan minggu ini dalam diskusi antara produsen minyak utama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Pedagang khawatir anggota kelompok OPEC dapat tergoda untuk meninggalkan batas produksi yang telah mereka ikuti selama pandemi dalam upaya untuk memanfaatkan rebound permintaan.

Arab Saudi menolak tuntutan dari UEA untuk menaikkan jumlah yang diproduksi di bawah ketentuan pakta yang disepakati OPEC pada tahun 2020, ketika harga minyak jatuh selama penguncian.

Kelompok itu masih menahan produksi hampir 6 juta barel per hari (bph) dan diperkirakan akan mengurangi pemotongan itu tahun ini, tetapi pembicaraan berhari-hari gagal menyelesaikan perselisihan.

Rusia berusaha menengahi untuk membantu mencapai kesepakatan untuk meningkatkan produksi, sumber OPEC mengatakan pada hari Rabu.

Kekhawatiran tentang pandemi juga membebani harga. Jepang, pengguna minyak terbesar keempat di dunia, akan mengumumkan keadaan darurat untuk wilayah Tokyo dan Korea Selatan melaporkan penghitungan harian tertinggi kasus COVID-19.

Spread enam bulan Brent tetap mundur dengan harga bulan depan lebih tinggi dari bulan-bulan berikutnya. "Ini menunjukkan bahwa tidak ada banjir pasar yang diantisipasi," kata analis PVM dalam sebuah catatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.