Sukses

Blak-blakan Luhut: Banyak Mafia Obat Diuntungkan di Masa Pandemi

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengakui maraknya mafia obat yang memanfaatkan keadaan di tengah pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui maraknya mafia obat yang memanfaatkan keadaan di tengah pandemi Covid-19.

Luhut bilang, jumlahnya juga sangat banyak. Meski kondisi Indonesia tengah memprihatinkan, mafia-mafia ini hanya mempedulikan kepentingannya sendiri.

"Bukan ada (lagi), tapi sangat (banyak). Makanya saya bilang, Ded. Pandemi ini penting sekali buat kita. Sekali lagi maaf buat yang meninggal gara-gara ini," kata Luhut dalam Podcast Dedi Corbuzier, Rabu (7/7/2021).

Luhut bilang, adanya mafia obat ini, menjadi momentum bagi Indonesia untuk melakukan reformasi terutama dalam bidang kesehatan.

Tak hanya itu, pemerintah juga bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan obat bagi masyarakat, seperti dengan bekerja sama bersama negara lain.

"Sekarang pabrik obat kita buat untuk dalam negeri. Saya pergi ke China, 2/3 obat di seluruh dunia tuh produksinya di China, lho. Dan mereka mau bikin di sini lagi prosesnya sama dengan Korea," ujar Luhut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tangani Pandemi Covid-19, Menko Luhut Minta Bantuan Singapura hingga China

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya memastikan penanganan Covid-19 di Indonesia terus terkendali.

Luhut sudah menghubungi beberapa pihak dari luar negeri seperti Singapura hingga China untuk meminta bantuan terkait penanganan Covid-19.

"Kita sudah komunikasi dengan Singapura, kita komunikasi juga dengan Tiongkok, lalu dengan sumber-sumber lain, secara komprehensif semuanya sudah dilakukan," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/7/2021).

Luhut mengakui, terdapat beberapa masalah dalam penanganan Covid-19 di dalam negeri, seperti adanya lonjakan kasus hingga kekurangan pasokan oksigen. Tapi, masalah itu tengah diselesaikan satu per satu.

"Kalau ada yang bilang semua tidak terkendali, sangat tidak benar. Bahwa ada masalah, sangat banyak masalah, tapi masalah ini saya kira satu persatu kita selesaikan dengan baik," tuturnya.

Pihaknya juga sudah menyiapkan skenario penanganan Covid-19 jika kasus positif memburuk hingga 40 sampai 50 ribu per hari, mulai dari perhitungan suplai oksigen, obat, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

"Paling jelek ini kasus 60-70 ribu per hari, tapi saya harap itu tidak terjadi karena teman-teman Polisi, TNI sudah melakukan penyekatan yang cukup baik," kata Luhut.

3 dari 3 halaman

Ngeri, Luhut Ungkap Skenario Terburuk Kasus Covid-19 di Indonesia

Sebelumnya, Menko Maritim dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan skenario penanganan Covid-19 jika kasus positif memburuk hingga 40 sampai 50 ribu per hari.

Luhut memastikan, pihaknya sudah melakukan perhitungan jika prediksi terburuk terjadi, mulai dari suplai oksigen, obat, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

"Jadi kita sudah hitung worst-case scenario, lebih dari 40 ribu, bagaimana suplai oksigen, suplai obat, suplai rumah sakit, semua sudah kami hitung," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/7/2021).

Percepatan penanganan Covid-19 juga terus dilakukan, seperti penyiapan ruang ICU darurat di Asrama Haji Pondok Gede yang sudah ditinjau oleh Presiden Joko Widodo.

"Asrama haji ini dalam 2 hari ke depan sudah siap, Kamis, dan bisa menampung 800 pasien," katanya.

Selain itu, TNI-Polri juga menggelar rumah sakit darurat di Jakarta dan Surabaya. Menurut Luhut, seluruh kekuatan sudah dikeluarkan untuk membantu penanganan Covid-19 ini.

Bahkan, pihaknya juga sudah membuat skenario terburuk jika ternyata peningkatan kasus lebih tinggi dari yang diprediksi.

"Oksigen kami sudah hitung dari tim skenario Covid-19 itu sampai 5 ribu, paling jelek ini kasus 60-70 ribu per hari, tapi saya harap itu tidak terjadi karena teman-teman Polisi, TNI sudah melakukan penyekatan yang cukup baik," katanya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.