Sukses

Negara Lain Berlomba-lomba Jadi Produsen Produk Halal, Bagaimana Indonesia?

Potensi besar produk halal ini dimanfaatkan negara-negara dunia untuk berlomba menjadi produsen produk halal.

Liputan6.com, Jakarta Banyak negara-negara di dunia saat tengah berlomba-lomba untuk menghasilkan produk halal.  Hal ini terjadi karena segmentasi ataupun konsumen produk halal cukup besar, utamanya menyasar kaum Muslim.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, potensi besar produk halal ini dimanfaatkan negara-negara dunia untuk berlomba menjadi produsen produk halal.

Seperti Brazil saat ini berkeinginan menjadi pemasok unggas halal terbesar di dunia. Selain itu Australia juga ingin mejadi pemasok daging halal terbesar di dunia.

Kemudian juga Korea dan Jepang ingin menjadi destinasi pariwisata halal dunia. Bahkan Thailand isunya akan menjadi dapur halal dunia.

"Malaysia juga ingin menjadi pusat industri halal dan keuangan syariah yang diikuti juga oleh Inggris, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Dalam pertarungan sekarang ini globalisasi kita ingin kita nih jangan hanya menjadi tempat konsumen halal kita juga ingin menjadi produsen," jelas dia, Minggu (4/7/2021).

Potensi yang besar tersebut dikatakan seharusnya memang menjadi peluang bagi Indonesia untuk menjadi produsen produk halal dunia.

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jangan Jadi Konsumen

Dia tak ingin, Indonesia hanya menjadi konsumen dari produk halal negara-negara lain. "Jangan sampai kita ini hanya menjadi negara konsumen," jelasnya.

Dia mengingatkan banyak negara berlomba-lomba untuk menghasilkan produk halal. "Kita juga ingin menjadi produsen barang-barang yang halal ini kenapa? Karena kalau tidak kita akan terus defisit," tegas dia.

Dia mengatakan, di mata konsumen produk-produk halal saat ini sudah terjamin kebersihannya. Kemudian dari bahan baku juga sudah jelas tidak diragukan lagi.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.