Sukses

Sri Mulyani Waspadai Hal Ini di Tengah Pemulihan Ekonomi Global

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan tren pemulihan perekonomian global terus berlanjut.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan tren pemulihan perekonomian global terus berlanjut. Berbagai indikator menunjukkan penguatan pemulihan ekonomi.

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ada optimisme dan hal-hal positif yang muncul dalam perekonomian global sampai per Mei 2021. Pertama, proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang telah direvisi ke atas. World Bank dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menaikkan proyeksi perutmbuhan ekonomi global di tengah sentimen positif vaksinasi dan pulihnya berbagai indikator.

Kemudian, perdagangan dan manufaktur global juga terus membaik. "Baltic dry index konsisten di level tinggi dan ekspansi PMI manufaktur global di bulan Mei tertinggi sejak 2010 yaitu 56,0," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita pada Senin (21/6/2021).

Hal tersebut berhasil mengungkit harga komoditas secara umum. Harga minyak dan batu bara sebagai komoditas utama Indonesia pun mengalami peningkatan signifikan.

Menurut Sri Mulyani, pasar keuangan global juga cukup kondusif dengan volatilitas pasar terjaga serta pasar saham negara maju dan berkembang terus naik.

Kendati demikian, ada berbagai risiko yang masih perlu diwaspadai. "Jadi ada hal positif, ada hal yang harus tetap kita monitor dengan kewaspadaan," jelas Sri Mulyani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Varian Baru Covid-19

Salah satu yang perlu diwaspadai adalah kemunculan berbagai varian baru Covid-19, yang lebih mudah menulai dan sebagian lebih ganas bahkan sampai menyerang balita.

Ditambah lagi, akses dan kecepatan vaksin masih belum merata. Hal ini, katanya, memunculkan kekhawatiran terjadinya pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi yang tidak seragam.

Ia juga menyoroti inflasi Amerika Serikat (AS) yang terus menguat di level 5 persen pada Mei 2021. Mengingat adanya tren kenaikan inflasi di berbagai perekonomian, serta lonjakan kasus dan munculnya berbagai varian baru Covid-19, maka perlu diwaspadai dampaknya pada kenaikan biaya produksi sehingga mengganggu pemulihan ekonom.

"Kita juga perlu mewaspadai tren tersebut terhadap kenaikan biaya produksi karena kalau terjadi dinamika akan memengaruhi nilai tukar, capital flow maupun cost of fund-nya. Indonesia perlu dan terus melakukan langkah-langkah untuk memanfatakan momentum pemulihan global dan nasional, serta di sisi lain terus meningkatkan kewaspadaan untuk antisipasi risiko," ungkap Sri Mulyani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.