Sukses

Awas Indonesia Ketinggalan, Negara Nonmuslim Lebih Maju Soal Produk Halal

Sebagai negara dengan masyarakat muslim terbesar di dunia, Indonesia tidak terlalu mengkhawatirkan sertifikasi produk halal

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan sebagai negara dengan masyarakat muslim terbesar di dunia, Indonesia tidak terlalu mengkhawatirkan sertifikasi produk halal. Sebab para produsen telah membuat produk sesuai dengan kebutuhan kalangan mayoritas.

"Kita sering anggap sertifikasi halal ini biasa. Kalau buat kebutuhan kita sendiri memang enggak apa-apa, tapi kita harus berpikir ke depan," kata Perry dalam acara Opening Ceremony Road to ISEF 8th 2021: Halal Products, Beyond Halal Compliance, Jakarta, Senin (21/6).

Dalam pengembangan rantai nilai (value chain) ekosistem ekonomi halal, Indonesia saat ini perlu mengembangkan sertifikasi produk halal. Alasannya sudah banyak negara mayoritas muslim dan non muslim yang mulai masuk dalam industri halal.

Berbagai negara tersebut sudah mengembangkan sertifikasi produk halal, terutama untuk produk makanan. Sehingga Indonesia perlu mempercepat akselerasi sertifikasi halal agar tidak kalah saing. Terlebih pasar terbesar produk halal ada di Indonesia.

"Kita harus segera percepat akselerasi sertifikasi halal karena negara lain yang muslim maupun non muslim, mereka lebih maju dalam mengembangkannya," kata Perry.

Dalam persaingan global, Bos Bank Indonesia ini menilai sertifikasi produk halal akan sangat menentukan ketika produk sudah ada di tangan konsumen. Khususnya kaum milenial, yang lebih selektif dalam memilih produk. Perry tak ingin, konsumen lebih memilih produk impor yang telah memiliki sertifikasi halal ketimbang produk lokal yang belum tersertifikasi.

"Golongan muda ini konsen dengan sertifikasi produk. Jangan sampai mereka lebih memilih produk bersertifikasi halal buatan luar negeri daripada produk dalam negeri tanpa sertifikasi," kata dia.

Apalagi kata Perry saat ini sudah ada beberapa produk olahan berupa chips (keripik) dari luar negeri yang memiliki sertifikasi halal. Maka, kondisi ini harus dipahami dengan mempercepat sertifikasi halal di Indonesia. Caranya dengan berkolaborasi dengan badan sertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan berbagai laboratorium. Begitu juga dengan Perguruan Tinggi yang menjadi lembaga sertifikasi halal.

Dia menambahkan, sertifikasi halal akan menjadi dasar akselerasi sertifikat halal dalam rangka mengembangkan rantai nilai ekosistem ekonomi halal. "Ini sangat mendasar untuk mengembangkan halal value chain," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Erick Thohir Tekankan Pentingnya Promosi Produk Halal Indonesia di Pasar Internasional

Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir, menekankan pentingnya peran perwakilan MES di luar negeri untuk memperkuat rantai nilai halal Indonesia di pasar global. Indonesia menargetkan menjadi produsen produk halal nomor satu di dunia pada 2024.

"Kehadiran perwakilan MES di luar negeri akan membuka pintu-pintu kesempatan baru untuk mempromosikan produk halal Indonesia di tingkat internasional, serta memperkuat ekonomi dan keuangan syariah kita," ungkap Erick Thohir dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekjen MES, Iggi H. Achsien, dalam Opening Ceremony Road to ISEF 8th 2021: "Halal Products, Beyond Halal Compliance" pada Senin (21/6/2021).

Erick Thohir diwakili oleh Iggi pada hari juga telah melantik Pengurus Wilayah Khusus Masyarakat Ekonomi Syariah Singapura periode 1442 -1445 Hijriah. Duta Besar RI untuk Singapura, Surya Pratomo, ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pembina.

Ia berharap para pengurus yang ditunjuk bisa mendorong kemajuan industri halal Indonesia ke pasar dunia.

"Bersama-sama kita ubah tantangan menjadi kesempatan, kesempatan menjadi kemajuan, dan kemajuan menjadi kesuksesan berkelanjutan. Ini perlu energi, sinergi, inovasi dan konsistensi. Inisiatif-inisiatif hari ini adalah bagian dari ikhtiar tersebut," tutur Menteri BUMN tersebut.

Energi, sinergi, inovasi dan konsistensi harus dilakukan dari hulu ke hilir. Dalam hal ini termasuk peran pemerintah, pelaku usaha dan organisasi seperti MES melalui berbagai program dan kemitraan yang strategis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.