Sukses

LRT Jabodebek Bisa Angkut hingga 800 Ribu Penumpang per Hari

Setelah akan beroperasi pada Juni 2022 mendatang, dalam satu hari light rail transit (LRT) Jabodebek bisa mengangkut 580.000-800.000 orang per harinya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan setelah mulai beroperasi pada Juni 2022 mendatang, dalam satu hari light rail transit (LRT) Jabodebek bisa mengangkut 580.000 – 800.000 orang per harinya.

“Bayangkan bahwa kereta api dengan headway (waktu antara) 3 menit. Setiap 3 menit ada kereta api dan bisa mengangkut 580.000 orang satu hari. Ultimatenya akan menjadi headway 2 menit sehingga jarak kereta dengan kereta hanya 2 menit dan untuk itu kita bisa mengangkut kurang lebih 800.000 orang,” kata Menhub Budi saat meninjau LRT Taman Mini Indonesia Indah dan Stasiun Harjamukti Cibubur, Rabu (9/6/2021).

Lebih lanjut Menhub menyebutkan, ada satu lintasan angkutan kereta LRT yang panjangnya 44 Km dengan 18 titik pemberhentian. Sehingga hal ini memudahkan orang bepergian dari satu titik ke titik lain dengan cepat.

“Tadi pak Presiden Juga bangga karena ada satu angkutan LRT yang panjangnya 44 KM dengan 18 titik pemberhentian.  Bayangkan bahwa Kalau LRT ini ada yang ke barat ada yang ke Selatan maka angkutan massal itu menjadi suatu hal yang penting,” ungkapnya.

Menhub bilang, pembangunan LRT ini bisa terwujud berkat konsorsium dari PT KAI, Adhikarya, LEN dan PT INKA, sehingga bisa membangun produk LRT ini menjadi suatu kenyataan dengan kualitas yang tidak kalah dengan negara-negara yang lain.

“Terbukti di beberapa negara kita mampu memenangkan tender. Oleh karenanya kita sepakat bahwa semangat bahwa angkutan massal yang ada di kota-kota besar akan dilanjutkan dengan semangat ini,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rangkaian Kereta

Menurutnya satu teknologi tidak mungkin bisa diraih oleh suatu bangsa dengan begitu saja, melainkan harus ada upaya-upaya yang dilakukan.

Adapun dari hal jumlah, direncanakan ada 31 rangkaian (Kereta) dan sekarang sudah selesai 26 rangkaian. Hal ini menunjukkan bahwa semua pihak melakukannya dengan tepat dan konservatif.

“Kita masih punya waktu 1 tahun lagi untuk mengintegrasikannya, sehingga faktor keselamatan menjadi satu hal yang penting,” katanya.

Disisi lain, Menhub menambahkan, “Kebaikan yang lain adalah tidak semua ini merupakan uang pemerintah, PT KAI hanya mendapatkan satu PMN sejumlah Rp 7,6 triliun sisanya lebih dari Rp 20 triliun menjadi Loan pada PT Kereta Api,” jelasnya.

Sehingga skema Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) ini menjadi suatu bentuk skema yang menjadi model di berbagai kota yang lain.    

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.