Sukses

DPR Kritisi Pagu Indikatif Kementan Turun Jadi Rp 14,51 Triliun pada 2022

Komisi IV DPR menyayangkan pagu indikatif untuk Kementerian Pertanian (Kementan) yang berkurang pada tahun 2022 menjadi Rp 14,51 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin, sangat menyayangkan pagu indikatif untuk Kementerian Pertanian (Kementan) yang berkurang pada tahun 2022 menjadi Rp 14,51 triliun. Pagu indikatif ini berdasarkan surat bersama pagu indikatif nomor S-361/MK.02/2021 dan nomor B.238/M.PPN/D.8/PP/04.02/04/2021.

“Mestinya anggaran kementan tetap di atas 30T seperti 10 tahun terakhir sebelum tahun 2020. Anggaran Kementan pernah mencapai antara 32 T hingga 33 T, itu belum subsidi pupuk yang angkanya bisa lebih besar. Mengingat sektor ini sangat produktif meski dalam kondisi pandemi termasuk dalam sejarah Indonesia, ketika krisis pun sektor pertanian sangat bertahan”, jelas Akmal dalam keterangannya pada Senin (7/6/2021).

Ia mengingatkan pemerintah, bahwa Indonesia pernah mengalami krisis moneter yang kemudian sangat memengaruhi perekonomian Indonesia. Inflasi terjadi cepat, pesat dan tinggi. Pengangguran mendadak besar karena banyak sektor usaha terpukul dan terpuruk jatuh.

Ia pun mencontohkan krisis moneter 1997-1998, yang menyisakan catatan relatif bertahannya sektor pertanian dan bahkan menampung kembali tenaga-tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di perkotaan.

“Saat pandemi yang juga memukul berbagai sektor usaha pun, ada peran sektor pertanian sebagai setor penyangga (buffer sector) di masa krisis,” tutur Akmal.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini menekankan, bahwa sektor pertanian adalah sektor penopang ketahanan pangan (food security) yang akan krusial di kala krisis ekonomi.

Karena menjadi penopang ketahanan pangan, maka bukan hanya memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan untuk bertahan hidup saja, tapi juga menjadi pemeran penting dalam menjaga asupan gizi masyarakat.

“Kita dapat memperhatikan betapa pentingnya sektor pertanian ini kita utamakan dengan memberi porsi yang terbaik dari APBN kita. Krisis moneter 1997/98 meninggalkan generasi yang mengalami stunting dan malnutrition yang cukup parah di kalangan anak-anak dan ini mempunyai dampak permanen. Jangan sampai kita melakukan kesalahan dua kali dalam menghadapi krisis dengan mengabaikan sektor pertanian dengan cara memangkas lebih separuh anggaran yang pernah ada di Kementerian Pertanian”, ungkap Akmal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Sektor Pertanian

Menurutnya, pentingnya sektor pertanian ini perlu menjadi andalan program pemerintah beberapa di antaranya karena belum ada kepastian kapan berakhirnya pendemi Covid-19. Selain itu, lanjut dia, perdagangan internasional di sektor pertanian sedang terganggu yang ditunjukkan beberapa negara melakukan restriksi ekspor produk pertanian, seperti yang dilaporkan oleh WTO.

“Produksi pertanian dalam negeri menjadi krusial untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama ini dengan mudah di selesaikan dengan cara mudah dalam bentuk importasi pangan,” ungkapnya.

Anggota DPR asal Bone ini juga menjelaskan akan pentingnya sektor pertanian untuk mengatasi kemiskinan di pedesaan. Selama ini, ia menganggap, kemiskinan sangat intens di pedesaan yang menyumbang besar tingginya angka kemiskinan.

Mempertahankan aktivitas ekonomi di pedesaan menjadi relevan agar peningkatan angka kemiskinan tahun ini dapat diredam. Aktivitas ekonomi di pedesaan yang paling cocok adalah sektor pertanian.

“Saya berharap ada pertimbangan lagi akan anggaran pertanian dalam bentuk APBN tahun 2022 ini. Karena pertanian ini bagian penting dari sistem penyediaan pangan. Di saat krisis, sektor pertanian dapat menjadi jaring pengaman sosial (sosial safety net) alamiah. Bahkan, sektor pertanian, di kala normal pun, masih merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia, apalagi ketika ada krisis, seperti krisis ekonomi atau krisis akibat pandemi seperti ini”, kata Akmal.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.