Sukses

Harga Minyak Cetak Rekor Termahal dalam 2 tahun di Atas USD 72 per Barel

Harga minyak terus mengalami kenaikan melampaui USD 72 per barel untuk pertama kalinya sejak 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak terus mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat, melampaui USD 72 per barel untuk pertama kalinya sejak 2019. Kenaikan harga minyak ini karena disiplin pasokan OPEC+ dan pemulihan permintaan melawan kekhawatiran tentang peluncuran vaksinasi COVID-19 yang tidak merata di seluruh dunia.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu pada hari Selasa mengatakan mereka akan tetap berpegang pada pembatasan pasokan yang disepakati. Sebuah laporan pasokan mingguan pada hari Kamis menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (5/6/2021), harga minyak mentah Brent naik 0,8 persen menjadi USD 71,89. Ini mencapai tertinggi intra-hari USD 72,17, tertinggi sejak Mei 2019.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 1,18 persen menjadi USD 69,62 per barel dan sebelumnya menyentuh USD 69,76, tertinggi sejak Oktober 2018.

"(Harga minyak) Brent tampaknya telah menemukan kestabilan baru di atas USD 70," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

"Musim panas dan pembukaan kembali ekonomi global adalah bullish untuk permintaan minyak di paruh kedua tahun ini," lanjut dia.

Brent berada di tren kenaikan pada minggu ini lebih dari 3,2 persen dan harga minyak mentah AS menuju kenaikan 5 persen. Ini adalah kenaikan mingguan kedua untuk kedua patokan harga minyak tersebut.

"Harga minyak menemukan penarik dari tanda-tanda yang jelas bahwa permintaan membuat pemulihan yang solid," kata Commerzbank.

Juga meningkatkan harga minyak minggu ini adalah perlambatan dalam pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran mengenai program nuklir Teheran, yang mengurangi ekspektasi kenaikan pasokan minyak Iran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak Sentimen di AS

Harga minyak memperpanjang kenaikan setelah angka pekerjaan AS menunjukkan nonfarm payrolls meningkat 559.000 pekerjaan bulan lalu.

Dolar AS melemah setelah laporan tersebut, membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lain dan memberikan dukungan untuk harga minyak.

Sementara meningkatnya permintaan dan kecepatan vaksinasi di negara-negara seperti Amerika Serikat telah mendorong minyak, peluncuran inokulasi yang lebih lambat dan infeksi yang tinggi di negara-negara seperti Brasil dan India memukul permintaan di pasar minyak dengan pertumbuhan tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.