Sukses

Wapres Ma'ruf Amin: Indonesia Harus Lebih Gigih Kuasai Pasar Halal Dunia

Berdasarkan laporan State Global Islamic Economic Report 2020-2021, tingkat konsumsi masyarakat muslim dunia mencapai USD 2,02 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan pasar yang sangat besar bagi produk Muslim. Hal ini mengingat populasi umat Muslim di Indonesia cukup besar yaitu mencapai 229 juta jiwa. Angka tersebut merupakan 87,2 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 276,3 juta jiwa.

"Kita tentu sangat ingin Indonesia juga menjadi produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia. Sektor industri halal merupakan ekosistem dengan potensi ekonomi yang sangat besar," jelas Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dalam Pembukaan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (II-Motion) 2021, Kamis (3/6/2021).

Berdasarkan laporan State Global Islamic Economic Report 2020-2021, tingkat konsumsi masyarakat muslim dunia mencapai USD 2,02 triliun di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan dan media atau rekreasi halal.

Sementara pengeluaran masyarakat muslim dunia terhadap modest fashion mencapai USD 277 miliar, meningkat 4,2 pesen dari tahun sebelumnya, dan diperkirakan mencapai USD 311 miliar pada tahun 2024.

"Ini merupakan peluang besar bagi perkembangan dan ekspansi pasar fashion Indonesia ke seluruh dunia. Untuk itu kita harus memperkuat promosi dan pemasarannya melalui pemanfaatan market place berbasis teknologi digital," tegasnya.

Menurutnya dengan fokus pada sektor fashion turut mendorong hadirnya desainer, komunitas dan asosiasi fashion muslim. Berbagai program fashion muslim diselenggarakan secara luas dengan mengundang influencer untuk promosi. Demikian juga pada komoditi kosmetik halal, konsumsi masyarakat muslim dunia mencapai USD 66 miliar, atau meningkat 3,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski demikian, Wapres Ma'ruf mengingatkan potensi Indonesia sebagai pasar produk muslim juga perlu dibarengi dengan peningkatan kinerja ekspor Indonesia ke luar negeri khususnya ke negara-negara OKI.

Menilik data OIC Economic Outlook 2020, di antara negara-negara anggota OKI, Indonesia menjadi eksportir terbesar ke-lima dengan proporsi 9,3 persen di bawah Arab Saudi (14,5 persen), Malaysia (13,3 persen), Uni Emirat Arab (12,3 persen), dan Turki (10,1 persen).

Indonesia juga merupakan importir terbesar ke-empat dengan proporsi 8,4 persen di bawah Uni Emirat Arab (12,2 persen), Turki (12,1 persen) dan Malaysia (11,8 persen). "Oleh karena itu Indonesia harus lebih gigih berusaha menguasai pasar halal dunia khususnya negara-negara OKI," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Susun Langkah Strategis

Ketua Majelis Ulama Indonesia ke-7 melanjutkan, pemerintah juga sudah menyusun langkah strategis untuk mewujudkan Indonesia sebagai pengekspor produk halal global. Pertama dengan pengembangan riset halal dan meningkatkan substitusi impor. Kedua dengan mambangun kawasan-kawasan halal yang terintegrasi dengan fasilitas logistik halal.

Ketiga adalah dengan membangun sistem informasi halal termasuk mempercepat proses penyelesaian sertifikat halal. Keempat, dengan meningkatkan kontribusi produsen-produsen produk halal, baik skala mikro, menengah, dan besar untuk ekspor produk halal ke seluruh dunia (Global Halal Value Chain).

Menutup sambutanya, Wapres Ma'ruf juga tak lupa menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Kementerian Perindustrian yang telah menginisasi acara II-Motion. "Saya memberikan penghargaan kepada Menteri Perindustrian yang mengupayakan peningkatan industri halal, salah satunya melalui penyelenggaraan event ini untuk mendorong promosi dan publikasi produk muslim Indonesia agar semakin dikenal di mata dunia," tutupnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.