Sukses

Ada Gelaran Tarian Khas Pulau Komodo di Halte MRT Jakarta tiap Akhir Pekan

PT MRT Jakarta bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf) menghadirkan gelaran tarian khas Pulau Komodo di Stasiun MRT Bundaran HI.

Liputan6.com, Jakarta - PT MRT Jakarta bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf) menghadirkan gelaran tarian khas Pulau Komodo di Stasiun MRT Bundaran HI. Hal ini dijalankan guna meningkatkan kunjungan wisata ke Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo.

Direktur Utama MRT Jakarta William Syahbandar mengatakan, dengan adanya seni pertunjukan di stasiun MR bisa meningkatkan jumlah penumpang MRT Jakarta setiap akhir pekan. Sebab kereta cepat bawah tanah ini hanya ramai di hari kerja.

"Kalau dilihat dari jumlah penumpang, MRT Jakarta ini turun tiap weekend karena orang hanya ke kantor Senin-Sabtu," kata Wiliam saat ditemui di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu, (30/5/2021).

Adanya acara di tiap akhir pekan dinilai mampu meningkatkan penggunaan MRT Jakarta oleh masyarakat di akhir pekan. Sehingga MRT bukan hanya sebagai moda transportasi massal saja tetapi juga sebagai objek wisata bagi masyarakat.

Apalagi di MRT Jakarta sudah menggandeng 26 UMKM yang tersebar di seluruh stasiun-stasiun MRT yang bisa menjadi pilihan masyarakat untuk membeli oleh-oleh.

"Jadi sekarang kita sudah ada 26 UMKM dari yang sebelumnya hanya 16 UMKM," kata dia.

William berharap kerja sama ini bisa terus berlanjut dengan penampilan kreasi seni lain dari berbagai wilayah.

"Mudah-mudahan ini akan terus berlanjut dengan objek wisata lainnya," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Pembangunan Stasiun MRT, Menara Jam Thamrin Akan Direlokasi

Sebelumnya, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan merelokasi Menara Jam Thamrin yang terletak di perempatan antara Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih, pada Juli. Lantaran, terimbas pembangunan Stasiun MRT Thamrin.

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar menjelaskan, relokasi tersebut berdasarkan rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Nasional yang diketuai oleh Junus Satrio Atmojo.

"Juli rencananya kita pindahkan, akan dipotong tiga sesuai dengan metode yang disarankan, kemudian sementara akan disimpan," kata William, di Jakarta, Sabtu (29/5/2021), dikutip dari Antara.

Relokasi Tugu Jam Thamrin ini masih menunggu terbitnya izin prinsip Gubernur sesuai UU Cagar Budaya. Ada pun Menara Jam Thamrin ini akan direlokasi dan ditempatkan sementara di Monas, tepatnya di area proyek pembangunan Stasiun MRT Monas.

Nantinya, Tugu Jam Thamrin akan dipotong menjadi tiga bagian saat proses pemindahan sementara.

Bagian pertama adalah puncak atau rumah jam, kemudian bagian kedua adalah badan tugu yang memiliki kanopi dan bagian ketiga adalah bagian kaki atau lokasi yang saat ini berfungsi sebagai pos polisi.

Pemotongan tugu jam sudah mempertimbangkan sisi arkeologi dan sisi kekuatan struktur dari tugu jam itu sendiri yang dilakukan oleh ahli arkeologi dan ahli struktur Indonesia.

Pada proses pemindahan dan penyimpanan Tugu Jam Thamrin akan diberikan penahan berupa "bracing" baja untuk menjaga kestabilan struktur selama disimpan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.