Sukses

Langkah Bappenas dan Bank Dunia Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia

Laporan IOEO dan IndOTaSk 2020 mempelajari dinamika lapangan kerja dan keterampilan tenaga kerja di Indonesia untuk mengembangkan sistem informasi pasar kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerja sama dengan Bank Dunia menyelenggarakan Webinar Diseminasi Laporan Indonesia's Occupational Employment Outlook (IOEO) 2020 dan Indonesia's Occupational Tasks and Skills (IndOTaSk) 2020 pada Selasa (25/5/2021).

Kedua laporan tersebut merupakan wujud komitmen Pemerintah Indonesia dalam membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia secara holistik dan terintegrasi. Yakni melalui pengembangan sistem informasi pasar tenaga kerja yang kredibel dan berkelas dunia, sebagai bagian dari upaya reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia.

"Laporan IOEO dan IndOTaSk 2020 ini mempelajari dinamika lapangan kerja dan keterampilan tenaga kerja di Indonesia memberikan satu pandangan dan bahkan seyogianya dapat menjadi dasar yang baik untuk mengembangkan sistem informasi pasar kerja. Selain itu, kedua laporan ini dapat membantu kita dalam merencanakan pembangunan human capital Indonesia secara lebih baik," jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.

Pengembangan sistem informasi pasar kerja di Indonesia mencakup empat fungsi utama, yaitu bimbingan karier, job matching, analisis pasar kerja, dan basis kebijakan publik (active labor market policy). Pengembangan sistem informasi pasar kerja ini akan menghasilkan data dan informasi ketenagakerjaan yang kuat dan akurat.

Selanjutnya, masyarakat pekerja dan pencari kerja dapat mengambil manfaat, serta intervensi kebijakan ketenagakerjaan dapat lebih efektif dan efisien.

"Keempat fungsi sistem informasi pasar kerja tersebut harus dapat disediakan dengan baik sehingga masyarakat bekerja dan pencari kerja dapat memperoleh manfaatnya. Di sisi lain, sistem informasi pasar kerja yang baik tentunya dapat menjadi intervensi kebijakan publik di bidang ketenagakerjaan hingga lebih tepat sasaran," ucapnya.

IOEO yang merupakan hasil Occupational and Employment Vacancy Survey (OEVS) pada 2019 tersebut menghasilkan data prospek atau prediksi pekerjaan dalam jangka pendek, serta mengidentifikasi prospek pekerjaan "cerah" (bright) sampai "redup" (dim) dalam jangka pendek. Sementara itu, IndOTaSk merupakan data tambahan terkait keterampilan dan tugas untuk pekerjaan "cerah".

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metode

Metode IndOTaSk mengadaptasi metodologi yang dipakai Amerika Serikat dan diakui secara global, yaitu Occupational Information Network (ONET). IndOTaSk menguraikan tugas dan keterampilan pada 51 okupasi yang diidentifikasi sebagai okupasi dengan kebutuhan tinggi dan atau strategis untuk Indonesia.

Oleh karena itu, pelaksanaan diseminasi Laporan IOEO dan IndOTaSk 2020 ini diharapkan dapat semakin meningkatkan awareness seluruh pemangku kepentingan. Diantaranya kementerian/lembaga, dunia usaha dan dunia industri, lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga riset, dan mitra pembangunan, akan pentingnya informasi yang detail tentang kebutuhan keahlian dan keterampilan di pasar kerja sebagai dasar pembangunan sumber daya manusia.

"Kedua laporan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi agar lebih efisien dan mampu membekali lulusan dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja," tekannya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.