Sukses

Sambut Akhir Pekan, Rupiah Diprediksi Menguat Dipicu Sentimen Global

Rupiah dibuka di angka 14.352 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini. Namun rupiah berpotensi menguat sepanjang hari ini seiring tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/5/2021), rupiah dibuka di angka 14.352 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.375 per dolar AS. Namun menjelang siang, rupiah kembali melemah ke 14.376 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.340 per dolar AS hingga 14.386 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,32 persen.

"Dolar AS bertahan di level rendah pada awal sesi Jumat, setelah kembali melemah semalam karena turunnya tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dikutip dari Antara, Jumat (21/5/2021).

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya pagi ini berada di level 89,793, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 89,808.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,63 persen karena investor mencermati komentar dari bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), yang menunjukkan kemungkinan pengurangan pembelian aset jika ekonomi pulih dengan cepat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebijakan Moneter The Fed

Risalah dari pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS baru-baru ini menyatakan bahwa beberapa pembuat kebijakan mengatakan diskusi tentang pengurangan pembelian obligasi pemerintah akan tepat "di beberapa titik" jika pemulihan ekonomi terus meningkat.

Hal itu memberi dorongan pada dolar, yang telah merosot dalam beberapa pekan terakhir karena kepastian The Fed yang berulang bahwa terlalu dini untuk memperketat kebijakan akomodatifnya dan bahwa lonjakan harga-harga saat ini tidak menandakan inflasi jangka panjang.

Pada malam nanti, AS akan merilis laporan Flash Manufacturing & Services PMI diikuti laporan Existing Home Sales AS, yang dapat menggerakkan dolar AS.

Pada Kamis (20/5)  rupiah ditutup melemah 85 poin atau 0,59 persen ke posisi Rp14.375 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.290 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.