Sukses

BPS Rilis Laporan Neraca Perdagangan Hari Ini, Simak Prediksinya

BPS akan kembali merilis neraca perdagangan Indonesia April 2021 pada Kamis (20/5/2021) siang ini.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan kembali merilis neraca perdagangan Indonesia April 2021 pada Kamis (20/5/2021) siang ini. Bulan sebelumnya, neraca perdagangan sepanjang Maret 2021 tercatat mengalami surplus USD 1,57 miliar.

Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memperkirakan, tren surplus neraca perdagangan ini akan kembali berlanjut pada April 2021, meskipun secara angka mengalami penurunan.

"Saya perkirakan surplus neraca perdagangan akan berkisar antara USD 500 juta hingga USD 1 miliar," kata Piter kepada Liputan6.com, Kamis (20/5/2021).

Menurut dia, surplus neraca perdagangan April 2021 utamanya didasari oleh masih tumbuhnya ekspor karena kenaikan harga komoditas. "Lalu mulai membaiknya permintaan global, khususnya dari negara tujuan ekspor utama kita seperti China," sambungnya.

Di sisi lain, Piter menyebutkan, angka impor dilihatnya mulai meningkat walaupun masih di bawah normal. Hal itu tercermin dari peningkatan Purchasing Manager Index (PMI), yang menandakan sektor industri mulai bergerak ekspansi dan membutuhkan barang-barang impor.

"Kenaikan impor secara month to month didorong oleh mulai bergeraknya industri seiring kenaikan penjualan mobil dan perumahan. Kenaikan impor akan mengurangi surplus neraca perdagangan pada bulan April," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tren Surplus

Senada, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira juga memprediksi tren surplus neraca dagang tetap terjadi pada April 2021, meskipun lebih rendah karena adanya kenaikan impor bahan baku, barang modal, dan barang konsumsi.

"Bulan April jadi momen industri menambah stok untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Secara musiman impornya tinggi jelang Ramadhan dan Lebaran," terang Bhima kepada Liputan6.com.

Capaian ekspor pun disebutnya masih terus positif berkat kenaikan harga komoditas yang masih terpantau tinggi, walaupun pasokan barang ke beberapa negara terhambat akibat wabah pandemi Covid-19.

"Hanya ada tantangan dari India yang alami kenaikan kasus positif Covid-19. India jadi pasar CPO (minyak sawit mentah) yang cukup besar bagi ekspor Indonesia," ujar Bhima.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.