Sukses

Meski Dilarang, Pergerakan Warga Selama Periode Mudik Lebaran 2021 Tetap Tinggi

Masyarakat periode lebaran tahun 2021 lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom dari Treasury & International Banking Bank Mandiri, Yudo Wicaksono menilai mobilitas masyarakat periode lebaran tahun 2021 lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan data dari Facebook mobility, sejak 27 April proporsi jumlah masyarakat yag tetap berada di wilayahnya mulai mengalami penurunan di semua provinsi.

"Selama bulan puasa dan lebaran itu yang tetap stay di rumah turun, artinya mobilitas ini meningkat," kata Yudo dalam Media Gathering Virtual Economic Outlook & Industri Kuartal II 2021, Jakarta, Rabu (19/5).

Di Jakarta misalnya, persentase masyarakat yang tetap berada di rumahnya (tidak bepergian keluar kota) menurun menjadi 22 persen dari sebelumnya 34 persen. Hal ini mengindikasikan aktivitas mudik dilakukan masyarakat sejak akhir bulan April.

Dia menilai masyarakat mengantisipasi adanya kebijakan pelarangan mudik. Aktivitas mudik juga kemungkinan banyak dilakukan di wilayah provinsi yang sama.

"Jadi mungkin mereka mudik lebih dulu untuk mengantisipasi pelaranagn mudik yang berlaku tanggal 6 Mei," kata dia.

Secara umum, proporsi masyarakat yang tetap ada di wilayahnya pada musim mudik 2021 di semua provinsi tercatat lebih rendah. Berkisar 15 persen sampai 22 persen dibandingkan dengan kondisi musim mudik tahun lalu.

"Tingkat proporsi masyarakat yang tetap berada diwulayahnya saat ini merupakan yang terendah sejak pelonggaran PSBB I periode Juli hingga Agustus 2020," kata dia.

Dia menambahkan kondisi ini tidak terlepas dari realiasai program vakinasi yang dilakukan pemerintah. Seperti di Jakarta, porsi jumlah masyarakat yang telah menerima vaksin kedua terhadap targetnya tlah mencapai 49,4 persen. Lalu di Yogjakarta 39,2 persen, di Jawa Timur 25,2 persen, Jawa Tengah 22,1 persen, Banten 20,5 persen dan Jawa Barat 19, persen.

"Jadi memang vaksinasi ini membuat masyarakat percaya diri, mobilitas meningkat dan masyarakat tetap bergerak walau ada pelarangan mudik," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

899 Ribu Kendaraan Padati Tol Trans Sumatera saat Larangan Mudik

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mencatat total volume lalu lintas (VLL) yang melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) selama masa larangan mudik Lebaran sejak Kamis (6/5/2021) hingga Senin (17/5/2021) sebanyak 899.639 kendaraan. Angka tersebut merupakan akumulasi dari total VLL keseluruhan ruas JTTS yang dikelola oleh Hutama Karya.

Executive Vice President (EVP) Divisi Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol (OPT) Hutama Karya, J Aries Dewantoro, mengatakan selama libur Lebaran 2021 ini, trafik kendaraan tertinggi datang dari arah Pulau Jawa menuju Pulau Sumatra yakni pada Jumat (7/5/2021) dengan VLL mencapai 3.063 kendaraan. Sedangkan untuk trafik arus balik terjadi pada Senin (17/5/2021).

"Arus balik dari arah Pulau Sumatra menuju ke Pulau Jawa yakni sebanyak 2.737 kendaraan. Masyarakat sepertinya cukup mematuhi larangan mudik dari pemerintah sehingga tidak adanya lonjakan lalu lintas yang berarti," tutur Aries dalam keterangan tertulis, Rabu (19/5/2021).

Sementara untuk kegiatan penyekatan, Hutama Karya mencatat sebanyak total 1.170kendaraan yang tidak dapat menunjukan dokumen kesehatan diputarbalikan selama periode waktu 6-17 Mei 2021, sebanyak 8.571 kendaraan.

Total 8.571 kendaraan tersebut diperiksa pada titik penyekatan yang berlokasi di Gerbang Tol (GT) Bakauheni Selatan di ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, GT Simpang Pematang dan GT Kayu Agung di ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, dan akses GT Dumai di ruas Tol Pekanbaru-Dumai.

3 dari 3 halaman

Protokol Kesehatan

Lebih lanjut, Aries juga menyatakan, Hutama Karya terus memperketat protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku di sepanjang jalan tol maupun rest area, dengan mewajibkan petugas tol menggunakan masker, faceshield dan sarung tangan pada saat melayani pengguna jalan tol.

Kemudian melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin, menerapkan physical distancing, menyediakan tempat cuci tangan di rest area dan cabang tol, serta memberikan pos cek kesehatan dengan bekerjasama dengan rumah sakit sekitar, dimana pengguna jalan tol dapat memeriksakan kesehatan secara gratis.

"Khusus untuk ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang ada di Lampung juga dilakukan tes secara langsung di rest area apabila pengguna jalan tersebut tidak dapat menunjukan surat keterangan negatif Covid-19 berbasis Rapid Antigen/Swab PCR/GeNose C19 sesuai arahan dan bekerjsama dengan Dinkes dan Dishub daerah setempat," ungkapnya.

"Sementara bagi pengguna jalan yang dinyatakan negatif Covid-19 diberikan tanda di kendaraannya dan diperbolehkan melanjutkan perjalanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tandas Aries. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.