Sukses

Harga Minyak Tergelincir Dipengaruhi Rencana Pencabutan Sanksi Nuklir AS ke Iran

Harga minyak turun hampir 2 persen pada hari Selasa, jatuh dari level tertinggi dua bulan.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun hampir 2 persen pada hari Selasa, jatuh dari level tertinggi dua bulan. Hal ini setelah laporan media mengatakan Amerika Serikat dan Iran telah membuat kemajuan dalam menghidupkan kembali kesepakatan yang membatasi pengembangan senjata nuklir Iran, yang dapat melepaskan lebih banyak minyak ke pasar.

Harga jatuh karena laporan yang mengutip duta besar Rusia untuk PBB Mikhail Ulyanov yang mengatakan kemajuan signifikan telah dibuat. Tetapi kerugian itu ditutup setelah dia mengatakan di Twitter bahwa negosiator membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan kesepakatan.

Mengutip CNBC, Rabu (19/5/2021), harga minyak mentah Brent menetap 1,08 persen lebih rendah pada USD 68,71 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 75 sen menjadi menetap di USD 68,71 per barel.

Jika Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Iran, negara itu dapat meningkatkan pengiriman minyak, menambah pasokan global.

"Itu bisa menempatkan sejumlah besar minyak mentah di pasar, itulah sebabnya kami terus bergerak lebih rendah sekarang," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Di awal sesi, patokan global minyak Brent mencapai USD 70 per barel untuk pertama kalinya sejak Maret, terangkat oleh ekspektasi pemulihan permintaan.

Inggris semakin mengurangi pembatasan virus corona pada hari Senin dan Eropa mulai membuka kembali kota dan pantai. Kasus baru di Amerika Serikat terus menurun dan New York mencabut persyaratan masker untuk orang yang divaksinasi.

“Ekonomi kembali bergerak lebih tinggi,” kata Tamas Varga dari broker PVM. “Euforia tercermin dalam keyakinan umum bahwa kebangkitan ekonomi akan segera dibarengi dengan pemulihan harga minyak,” tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sentimen Lain

Kemajuan Eropa dan AS dalam pertempuran melawan pandemi kontras dengan situasi di Asia, yang membatasi reli minyak.

Singapura dan Taiwan telah memulihkan langkah-langkah penguncian dan India telah mengalami penurunan permintaan bahan bakar setelah memberlakukan pembatasan untuk mengekang infeksi.

Juga membebani pasar, analis memperkirakan persediaan minyak mentah AS akan meningkat 1,6 juta barel pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters menjelang laporan mingguan dari American Petroleum Institute pada pukul 4:30 sore. ET, dan pemerintah pada Rabu pagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.