Sukses

Shopee Indonesia Tutup 13 Kategori Produk Impor, Ini Daftarnya

Kebijakan terkait pelarangan masuk 13 kategori produk dari luar negeri (cross border) di Shopee masih dalam proses identifikasi.

Liputan6.com, Jakarta - Executive Director Shopee Indonesia, Handika Wighuna Jahja mengatakan kebijakan terkait pelarangan masuk 13 kategori produk dari luar negeri (cross border) di Shopee masih dalam proses identifikasi dan masih ada kemungkinan bertambah.

Adapun 13 jenis produk dari luar negeri yang ditutup oleh Shopee diantaranya Hijab, atasan Muslim wanita, Bawahan muslim wanita, dress muslim, atasan muslim pria, bawahan muslim pria, outerwear muslim, mukena, pakaian muslim anak, aksesoris muslim, peralatan sholat, batik dan kebaya.

“Pertama-tama tentunya dengan kolaborasi dan kerjasama dengan pemerintah khususnya Menteri koperasi dan UKM kita akan terus mengkaji yang mana kita bisa membatasi dan memberikan prioritas kepada penjual-penjual dan produk lokal,” kata Handika  dalam konferensi Pers bersama KemenkopUKM, Selasa (18/5/2021).

Handika mengungkapkan, 13 kategori produk impor yang dilarang tersebut merupakan kajian pertama yang tentunya Shopee Indonesia akan terus melakukan diskusi sesuai dengan arahan dari pemerintah, terkait apa saja jenis-jenis usaha yang akan ditutup demi mendorong produk lokal.

“Tentunya mau mensupport para pelaku usaha yang berproduksi secara lokal. Ini bisa menjadi kajian pertama kita, semoga kita akan terus Kolaborasi untuk terus memajukan produk lokal. Sebelum ini memang produk lokal pun sudah dimajukan, tapi dikajian ini bisa dibilang lebih lagi memberikan ruang lingkup yang lebih luas,” jelasnya.

Lanjut Handika, penutupan 13 kategori produk impor itu berlaku untuk semua pelaku usaha di semua negara yang menjual barangnya secara online melalui platform Shopee Indonesia. Sehingga untuk data lebih rinci, belum bisa disampaikan berapa jumlah toko online impor yang ditutup.

“Aksesnya dari negara mana saja 13 sektor ini dari seluruh negara supaya bisa menjaga penjual lokal. Total berapa toko yang ditutup masih dalam tahap proses penutupan saya harus rekap lagi jumlahnya, saya bisa share ke depannya,” ujarnya.

Demikian, penutupan ini tidak merugikan Shopee. “Jadi tentunya ini tidak mengakibatkan bisnis Shopee (merugi) untuk berubah secara besar dan kita harap dengan dukungan ini justru para pengusaha lokal dan produk lokal bisa lebih sukses lagi dan dengan itu justru makin memajukan usaha Shopee dan bisnis negara,” pungkasnya.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

500 Ribu UMKM Gulung Tikar Gara-Gara Pandemi Covid-19

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebut berbagai upaya pemerintah menolong pelaku UMKM sudah menunjukkan hasil. Salah satunya pelaku usaha mikro yang gulung tikar akibat pandemi Covid-19 secara nasional tidak lebih dari 500 ribu. Angka ini jauh lebih rendah dari total pelaku UMKM yang terdata yakni 64 juta.

"Kita lihat data BPS relatif kecil usaha mikro yang gulung tikar, tidak lebih dari 500 ribu. Ini cukup baik kalau dilihat dari angka statistik nasional," kata Teten dalam acara Halalbihalal Bersama Menteri Koperasi dan UKM dan Pejabat Eselon I dan II Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Senin (17/5/2021).

Meski begitu, dia mengaku prihatin karena tidak sedikit pelaku usaha yang masih sulit untuk bertahan. Sebagai lembaga negara yang bertanggung jawab kepada pelaku UMKM, Teten merasa perlu semua pihak tetap memiliki semangat kerja demi pemulihan ekonomi nasional.

"Tanggung jawab kita untuk tetap semangat dan kita arahkan pengabdian kita untuk pulihkan ekonomi nasional," kata dia.

Menurut Teten, kunci bangkitnya perekonomian nasional tidak terlepas dari peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi negara. Maka nasib pelaku usaha sektor ini harus menjadi perhatian bersama.

Terlebih kata Teten, akibat pandemi, banyak pekerja sektor formal yang beralih menjadi pelaku UMKM. Untuk itu, diakuinya, secara internal lembaga maupun secara eksternal, Kementerian Koperasi dan UKM tidak bisa bekerja sendiri.

"Makanya kita harus semangat dan kompak dan berkolaborasi dengan banyak pihak untuk membantu ekonomi UMKM. Pemerintah dan Kementerian Koperasi dan UKM ini tidak bisa bekerja sendiri, harus gotong royong buat cari solusi," kata dia mengakhiri. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.