Sukses

Mau Dapat Beasiswa dari Pertamina? Simak Cara Daftarnya di Sini

Universitas Pertamina memberikan kemudahan akses pendidikan tinggi melalui beasiswa.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (KemendesPDTT) menyebutkan selama 5 tahun terakhir, pemerintah terus menggenjot pembangunan diwilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Ini dibuktikan dengan makin berkurangnya jumlah daerah tertinggal di Indonesia.

Dari total 122 daerah tertinggal pada tahun 2015, tercatat tahun lalu tinggal 62 daerah. Mendukung upaya pembangunan daerah 3T khususnya bidang edukasi, Universitas Pertamina memberikan kemudahan akses pendidikan tinggi melalui beasiswa. Kampus energi dan bisnis besutan Pertamina itu, menyiapkan dana sebesar Rp 1,4 miliar dalam bentuk Beasiswa Ujung Negeri.

"Beasiswa ini memberikan pembebasan 100 persen uang gedung dan uang SPP selama masa pendidikan delapan semester. Siswa siswi dari daerah 3T terpilih juga akan memperoleh uang saku bulanan, penggantian transport ke Jakarta dan biaya premi asuransi kecelakaan,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina Budi W. Soetjipto, Ph.D, dalam wawancara daring, dikutip Selasa (17/5/2021)

Budi melanjutkan, selama menempuh pendidikan di Universitas Pertamina, kepada para penerima beasiswa akan ditanamkan enam nilai universitas yang salah satunya adalah socially responsible. Melalui Beasiswa Ujung Negeri, diharapkan para lulusan akan kembali ke wilayahasal untuk mendukung pembangunan daerah.

Selama perkuliahan, mahasiswa penerima beasiswa di Universitas Pertamina juga akan mendapatkan akses magang dan kerja praktik di industri. Termasuk di Pertamina grup. Mereka juga akan diajar oleh para dosen dan praktisi terbaik di bidangnya.

Selain itu, juga terdapat kesempatan untuk berkarir di Pertamina grup bagi lulusan terbaik, sesuai syarat dan aturan yangberlaku di Pertamina.

Beasiswa Ujung Negeri untuk tahun akademik 2021/2022 terbuka bagi lulusan SMA/sederajat tahun 2021 dan 2020 yang lulus pada jalur Seleksi Nilai Rapor (SNR) Universitas Pertamina periode 5.

Seleksi ini merupakan seleksi tanpa tes. Pendaftaran SNR5 dan Beasiswa Ujung Negeri dibuka sejak 4 Mei hingga 21 Juni 2021, melalui laman https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran. Peserta seleksi juga diwajibkan menyusun karya tulis bertema ‘Kontribusi Saya kepada Daerah Asal setelah Lulus dari Universitas Pertamina.

Selain Beasiswa Ujung Negeri, Universitas Pertamina juga memiliki 15 jenis beasiswa lain. Informasi lengkap tentang beasiswa dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/beasiswa/

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertamina Hulu Energi Serahkan Pengelolaan Blok B Aceh ke Pema Global Energi

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi North Sumatra B-Block (PHE NSB), resmi menyerahkan pengelolaan 100 persen Wilayah Kerja (WK) B kepada PT Pema Global Energi (PGE) pada Senin 17 Mei 2021 pukul 23.59 WIB. Acara penyerahan diselenggarakan di Point A Main Office di Desa Sumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

Serah terima alih kelola Blok B ini dilakukan berdasarkan Surat No. SRT-0104/BPMA0000/2021/B0 dari Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) kepada Direktur Utama PHE NSB tanggal 1 Mei 2021 yang juga menyampaikan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 76.K/HK.02/MEM.M/2021 tentang Persetujuan Pengelolaan dan Penetapan Bentuk dan Ketentuan-Ketentuan Pokok Kontrak Kerja Sama pada Wilayah Kerja B tertanggal 26 April 2021.

Ketentuan itu yakni kontrak bagi hasil cost recovery, dimana Pema Global Energi sebagai kontraktor akan bertugas dengan jangka waktu kontrak selama 20 tahun.

Hadir dalam acara tersebut, Direktur Pengembangan dan Produksi Pertamina Hulu Energi Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA) Zubir Sahim, Direktur Pema Global Energi  Teuku Muda Ariaman, Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal, dan Kepala Dinas ESDM Aceh Mahdinur.

Serah terima alih kelola Blok B ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Alih Kelola Blok B oleh PHE NSB, PGE dan BPMA. Selain itu, alih kelola juga ditandai dengan penyerahan tanda pengenal dan Alat Pelindung Diri (APD) secara simbolis dari Direktur PGE kepada perwakilan pekerja serta pembukaan selubung papan nama Pema Global Energi.

Direktur Pengembangan dan Produksi Pertamina Hulu Energi Taufik Aditiyawarman menyampaikan, perusahaan telah membentuk tim yang bertugas untuk memastikan proses alih kelola berjalan lancar, terutama terkait aspek subsurface, operasi produksi, project and facility engineering, operasi K3LL, sumber daya manusia, finansial, komersial, asset and supply chain management serta Information and Communication Technology (ICT). 

"Sehingga sejak 18 Mei 2021 pukul 00.00 PGE dapat langsung mengambil alih pengelolaan Blok B dan melanjutkan pengoperasiannya untuk memproduksi migas.” jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (18/5/2021).

Direktur PGE Teuku Muda Ariaman menyambut gembira alih kelola ini. "Pema Global Energi  mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Menteri ESDM. PGE akan meneruskan pengelolaan Blok B dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mendukung pencapaian target produksi migas nasional,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

Beri Nilai Tambah

Sementara itu, Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal dalam sambutannya mengatakan pemerintah yakin bahwa pengelolaan WK B oleh PGE akan dapat berlangsung secara berkelanjutan.

"Di samping itu, potensi pengembangan WK B cukup menjanjikan, yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi industri, Pemerintah Daerah serta masyarakat sekitar," ujarnya.

Blok B terdiri dari 3 lapangan gas di darat yang aktif berproduksi, yaitu lapangan Arun dengan 44 sumur aktif, Lapangan South Lhoksukon A dengan 2 sumur aktif, dan Lapangan South Lhoksukon D dengan 8 sumur aktif.

Produksi gas mencapai 55 MMscfd dan kondensat 868 barel per hari. Kontrak Kerja Sama (KKS) pengelolaan WK B pertama kali ditandatangani pada tanggal 1 September 1967 dengan Mobil Oil Indonesia sebagai Kontraktor KKS yang berlaku hingga 3 Oktober 1998. Dalam periode ini Mobil Oil merger dengan Exxon, sehingga berganti nama menjadi Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI).

KKS tersebut selanjutnya diperpanjang hingga 3 Oktober 2018. Namun, pada 3 Oktober 2015 WK B dialihkelolakan dari EMOI kepada PHE NSB, yang menjalani peran sebagai operator di WK B hingga akhir masa KKS pada 3 Oktober 2018.

Sejak itu, KKS WK B mengalami beberapa kali perpanjangan termasuk melalui proses perencanaan alih kelola kepada PGE, hingga akhirnya pada 17 Mei 2021 PHE NSB menyerahkan 100 persen pengelolaan WK B kepada PGE untuk selanjutnya terhitung mulai tanggal 18 Mei 2021 pukul 00.00 menjadi operator WK B. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.