Sukses

Harga Emas Dunia Naik, Ini 2 Pemicunya

Dua pemicu kenaikan harga emas, yakni imbal hasil obligasi 10 tahunan AS dan pelemahan Dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia memperpanjang kenaikannya dipicu pelemahan Dolar dan imbal hasil obligasi AS. Ini setelah data menunjukkan penjualan ritel AS terhenti secara tak terduga pada April 2021.

Melansir laman kitco, Sabtu (15/5/2021), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD 1.838,05 per ounce, menuju kenaikan pada pekan kedua. Adapun harga emas berjangka AS ditutup 0,8 persen lebih tinggi menjadi USD 1.838,1 per ounce.

"Dolar dan imbal hasil tetap mendukung emas naik dalam waktu dekat," kata Suki Cooper, Analis di Standard Chartered.

Kecuali, jelas dia, terjadi koreksi jangka pendek. Kebijakan Fed yang dovish dan ekspektasi inflasi yang meningkat kemungkinan akan menjaga risiko harga emas cenderung menguat selama tahun ini.

Dua pemicu kenaikan harga emas, yakni imbal hasil obligasi 10 tahunan AS turun.  Sementara indeks dolar merosot 0,4 persen, membuat emas batangan lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.

"Data mengecewakan (penjualan ritel) juga membuka pintu bagi harga emas untuk menantang rintangan berikutnya di sekitar posisi USD 1.850 per oz," tambah Cooper.

Pembacaan ekonomi utama AS lainnya minggu ini menunjukkan kenaikan harga konsumen yang lebih besar dari perkiraan. Kemudian ada penurunan klaim pengangguran mingguan ke level terendah selama 14 bulan, meningkatkan kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan prospek suku bunga yang lebih tinggi.

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebijakan The Fed

Pejabat Federal Reserve, bersikukuh bahwa mereka mengharapkan setiap kenaikan inflasi akan berumur pendek. Bank Sentral berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah sampai ekonomi mencapai lapangan kerja penuh.

"The Fed tidak akan menghentikan pemulihan ekonomi dengan menaikkan suku bunga," kata analis StoneX Rhona O'Connell.

Dikatakan, ada terlalu banyak risiko yang terlibat untuk memulai pengurangan atau menaikkan suku bunga secara agresif karena tidak cukup kekuatan yang mendasari ekonomi.

"Kita memiliki masalah global, dan terutama dengan ketidakpastian di tempat-tempat seperti Brasil dan India," katanya mengacu pada kedua negara yang sekarang melaporkan jumlah tertinggi infeksi dan kematian COVID-19 harian baru.

Jumlah warga yang terinfeksi virus korona di India naik melewati 24 juta pada hari Jumat. Kebijakan pembatasan yang meluas berdampak pada permintaan fisik emas.

Di tempat lain, harga paladium naik 1,1 persen menjadi USD 2.894,21 per ounce, sementara platinum naik 1,3 persen menjadi USD 1.221,53. Kemudian harga perak naik 0,7 persen menjadi USD 27,26 per ounce.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.