Sukses

Saingi Elon Musk, Perusahan Jeff Bezos Bakal Jual Tiket Jalan-Jalan ke Luar Angkasa

Perusahaan penjelajahan antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin mengumumkan rencana penjualan tiket untuk jalan-jalan ke luar angkasa.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah melakukan uji coba peluncuran terbarunya pada awal bulan April, perusahaan penjelajahan antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin akan memulai perjalanan komersilnya. Perusahaan baru-baru ini merilis video rencana penjualan tiket untuk tur luar angkasa dengan roket andalannya, New Shepard.
 
Dikutip dari Business Insider, Sabtu (1/5/2021) rencana penjualan tiket tersebut diumunkan oleh Blue Origin lewat video hitung mundur yang diunggah di website resmi perusahaan. Waktu akhirnya menunjukkan tanggal 5 Mei mendatang, yang akan jadi tanggal pengungkapan detail lebih lanjut rencana ini.
 
Dalam video yang juga dibagikan di akun youtube resmi Blue Origin, menampilkan gambar saat Bezos mengunjungi peluncuran roketnya di Texas awal bulan April. Dalam penggalan tersebut Jeff Bezos mengatakan "Guys, betapa menariknya ini, ayo, ini saatnya" sebutnya.
 
Perusahaan belum merilis harga tiket apa pun, tetapi Virgin Galactic, sebuah perusahaan perjalanan luar angkasa, telah menjual tiket seharga sekitar USD 250.000 kepada sekitar 600 penumpang.
 
Meski begitu, Jeff Bezos pernah mengatakan bahwa tiket untuk naik roket pariwisata New Shepard Blue Origin, akan memiliki harga yang kompetitif dengan perusahaan pariwisata luar angkasa lainnya.
 
Dalam keterangan di situs resminya, tur luar angkasa dengan roket New Shepard ini akan dilakukan selama 11 menit dan menjelajahi ketinggian 340.000 kaki. Roket ini memiliki kerangka setinggi 60 kaki dan akan diluncurkan di lapangan penerbangan di wilayah barat negara bagian Texas. 
 
Roket ini berbentuk kapsul, yang memiliki jendela yang memungkinkan penumpang bisa melihat ke luar angkasa, dan beberapa menit berada di gravitasi nol. New Shepard dirancang untuk memuat enam orang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kompetisi dengan Elon Musk

Jeff Bezos telah mendirikan Blue Origin sejak tahun 2000, lebih dulu beberapa tahun ketimbang perusahaan penjelajahan antariksa buatan Elon Musk, SpaceX dibuat tahun 2002.
 
Keduanya memulai kompetisi dengan sama-sama mematok target untuk mengkomersialisasi perjalanan ke luar angkasa. Dengan ambisi untuk membawa siapa saja bisa menjelajahi bagian luar bumi, termasuk kompetisinya untuk membangun peradaban manusia di planet lain.
 
Meski begitu, kompetisi keduanya tidak tampak menonjol sampai akhirnya SpaceX memenangkan kontrak dengan NASA awal April. Lembaga antariksa Amerika Serikat itu membuka kompetisi untuk proyek penjelajahan bulan, dan proposal milik Blue Origin milik Bezos dinyatakan kalah.
 
Awal minggu ini, Blue Origin mengajukan gugatan ke regulator AS atas tuduhan kecurangan yang dilakukan NASA atas kekalahan proposal mereka. Blue Origin menuding NASA hanya memberitahu SpaceX untuk melakukan revisi proposal agar sesuai dengan pendanaan yang mereka punya.
 
"NASA telah melakukan akuisisi yang cacat untuk program Sistem Pendaratan Manusia dan memindahkan tiang gawang pada menit terakhir. Dengan kata-kata NASA sendiri, itu telah membuat pilihan 'berisiko tinggi'." tulis perusahaan dalam pernyataan resminya seperti dikutip dari The Washington Post.
 
Bukan hanya itu, Blue Origin juga menuduh NASA telah mengubah bobot penilaian dengan menitikberatkan pada harga sebagai faktor terpenting dalam menentukan proposal mana yang akan disetujui.
 
Sementara itu, NASA sebelumnya diketahui telah menentukan akan memilih dua pemenang untuk misi tersebut. Dan selain SpaceX dan Blue Origin, produsen pesawat tempur, Dynetics juga ikut dalam perebutan kontrak ini.
 
NASA kemudian memutuskan hanya memilih satu pemenang dengan alasan dana yang disetujui oleh Kongres AS terbatas. Kontrak kerjasama dengan SpaceX ini bernilai USD 2,9 miliar, sementara Blue Origin diketahuu mengajukan proposal dengan nilai USD 6 miliar.
 
 
Reporter: Abdul Azis Said
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.