Sukses

Dukung Holding BUMN Pangan, PPI Bakal Merger dengan BGR Logistics

Mendukung holding BUMN pangan, PPI direncanakan akan melakukan merger dengan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistic

Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI direncanakan akan melakukan merger dengan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics dalam rangka mendukung holding BUMN klaster pangan.

BGR Logistics akan bergabung ke dalam PT PPI yang nantinya akan menjadi survival entity.

"BGR Logistics akan bergabung ke dalam PT PPI. PT PPI yang bergerak dari sisi hilir di aspek perdagangan atau tradingnya dan BGR dari sisi logistiknya. Kedua perusahaan ini akan bersatu, sehingga kami akan mendukung sepenuhnya holding BUMN klaster pangan," ujar Direktur Utama PT PPI Nina Sulistyowati dalam keterangannya, Jumat (30/4/2021).

Nina menjelaskan, merger PPI dan BGR Logistic tersebut mendukung holding BUMN pangan mulai dari pergerakan di sub klaster pangannya baik itu di area pertanian, perikanan, garam, maupun juga daging.

"Kami akan hadir di setiap mata rantai bisnis tersebut, termasuk juga nanti pemasaran daripada produk-produk klaster pangan baik itu untuk dijual ke pasar lokal kemudian juga antar pulau, dan sampai ke pasar ekspor," kata Nina.

Sebelumnya, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sebagai calon induk holding BUMN klaster pangan berharap Peraturan Pemerintah (PP) holding BUMN pangan bisa terbit pada kuartal III tahun ini.

Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, setelah nanti pemerseroan selesai, ke depan akan ada merger beberapa BUMN klaster pangan seperti salah satunya yakni PT PPI dan BGR Logistics.

"Setelah proses merger tersebut, baru akan dilakukan inbreng pembentukan holding BUMN klaster pangan," kata Arief.

Terdapat 8 BUMN yang akan bergabung ke dalam holding BUMN klaster pangan dalam rangka persiapan sebagai holding, yaitu Sang Hyang Seri, Pertani, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, Berdikari, PT Garam, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan BGR Logistics.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PP Pembentukan Holding BUMN Pangan Target Rampung Kuartal III 2021

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI selaku calon induk holding BUMN klaster pangan target Peraturan Pemerintah (PP) untuk pembentukan holding BUMN pangan bisa terbentuk pada kuartal III 2021.

Direktur Utama PT RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, pembentukan holding BUMN pangan ini masuk konsolidasi holding pangan melalui proses pembahasan antar kementerian, yang selanjutnya akan dilakukan penggabungan (inbreng).

"Jadi proses selanjutnya setelah itu dilakukan harmonisasi RPP untuk PP holding, yang kita semua berharap bisa terjadi di kuarter III 2021," jelas Arief dalam sesi teleconference, Kamis (29/4/2021).

Arief menyampaikan, pihaknya saat ini tengah melakukan kajian-kajian, dengan progres berupa pembahasan antar kementerian. Adapun pembahasan antar kementerian yang sudah dilaksanakan adalah mengubah bentuk hukum Perindo dari berbentuk perusahaan umum (perum) menjadi perseroan.

"Dan ini perlu dukungan dari semua pihak, karena pak Menteri BUMN (Erick Thohir) sudah menyampaikan dalam Ratas kepada bapak Presiden (Jokowi), kemudian didampingi oleh seluruh kementerian terkait," ungkapnya.

Selaku calon induk holding BUMN pangan, PT RNI juga telah melakukan sosialisasi kepada 8 BUMN pangan lainnya, yakni PT Perikanan Nusantara (Perinus), Perum Perikanan Indonesia (Perindo), PT Berdikari, PT Garam, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), BGR Logistics, Pertani, dan Sang Hyang Seri.

"Selain itu juga telah menyelesaikan tahap pembuatan buku kajian pemerseroan. Draft RPP, kemudian izin prakarsa pemerseroan dan penggabungan, serta PAK pemerseroan," papar Arief.

"Adapun proses yang tengah berjalan, pembuatan kajian, kajia penggabungan dan kajian inbreng," dia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.