Sukses

Lewat Transformasi Kesehatan, Pemerintah Tekan Kasus Tuberkulosis dan Malaria di 2022

Beberapa transformasi sistem kesehatan yang akan dilakukan adalah meningkatkan keamanan dan ketahan kesehatan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) 2022 salah satunya akan diarahkan untuk melanjutkan dan memperkuat pelaksanaan transformasi sistem kesehatan. Apalagi, berkaca dari pandemi Covid-19 kesehatan menjadi kunci dalam pemulihan ekonomi.

Dia menyebutkan beberapa transformasi sistem kesehatan yang akan dilakukan adalah meningkatkan keamanan dan ketahan kesehatan, menjamin akses pelayanan kesehatan yang berkualitas di seluruh Indonesia, meningkatkan peran serta masyarakat dan memperkuat upaya promotif dan preventif.

"Melalui reformasi sistem kesehatan, tingkat kesehatan masyarakat diharapkan bisa semakin membaik," jelasnya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, secara virtual, Kamis (29/4).

Setidaknya dengan transfrormasi ini pemerintah bisa menurunkan kasus baru Tuberkulosis (TB) menjadi 231 per 100 penduduk. Saat ini angka kasus TB menyentuh 300 per 100 ribu penduduk, dan menjadikan Indonesia negara ketiga terbesar yang menderita TB.

"Dan 11 orang wafat tiap jam kalau kita pukul rata dengan kasus yang mendekati 900 ribu. Eliminasi malaria juga jadi target di 365 kota," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imunisasi

Melalui transformasi kesehatan, pemerintah juga berharap imunisasi dasar bisa meningkat dari 57 persen menjadi 71 peren. Sehingga memiliki hubungan yang positif atau relasi positif antara imunisasi standar dengan stunting.

"Jadi bayi itu memiliki kemungkinan stunting sekitar 1,78 persen dibandingkan yang memeproleh imunisasi dasar," ujarnya.

Di sisi lain, pada 2022 pemerintah juga menargetkan rumah sakit rujukan nasional bisa meningkat dari 14 menjadi 30. Juga meningkatkan puskesman yang 31,9 persen dan tenaga kesehatan menjadi 59 persen. Kemudian mewujudkan puskesmas tanpa dokter menjadi 0 persen.

"Jadi kita berharap tidak ada lagi puskesmas yang tanpa dokter di 2022," imbuhnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.