Sukses

Pemerintah Siapkan Rp 338 M Relokasi Rumah Warga Terdampak Bencana Longsor NTT

PUPR memastikan lokasi relokasi untuk pembangunan rumah bagi warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Adonara dan Lembata, NTT.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bergerak cepat untuk memastikan lokasi relokasi untuk pembangunan rumah bagi warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Adonara dan Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

Aksi tanggap ini sebagai tindak lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke lokasi bencana banjir bandang dan longsor tersebut pada Jumat (9/4/2021) lalu.

Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB Widiarto menyatakan, Kementerian PUPR telah menghitung perkiraan kebutuhan biaya program pembangunan Rumah RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat), dalam rangka relokasi permukiman dengan keperluan anggaran tahun jamak sekitar Rp 338 miliar yakni TA 2021 sebesar Rp 236 miliar dan TA 2022 sebesar Rp 102 miliar.

Kebutuhan anggaran tersebut dinyatakan Widiarto direncanakan untuk pembangunan sebanyak 1000 unit RISHA, terdiri dari di Lembata sebanyak 700 unit dan Adonara sebanyak 300 unit.

"Tetapi perkembangan pasti angkanya akan terus berkembang setelah survei detail dengan pemda dan masyarakat setempat," tuturnya, Kamis (29/4).

Widiarto menyatakan, hingga saat ini juga terdapat 4 lokasi tambahan usulan baru dari pemerintah daerah yang sebaiknya direlokasi pasca bencana di NTT, yaitu di Kabupaten Kupang sekitar 14 unit rumah, Kota Kupang sekitar 530 unit rumah , Kabupaten Alor sekitar 599 unit rumah, dan Kabupaten Rote Ndao sebanyak 153 unit rumah.

"Relokasi perlu dilakukan karena lokasi permukiman warga terdampak bencana saat ini berada di jalur debris aliran sungai yang sudah dipenuhi bebatuan, sehingga risikonya sangat tinggi jika kembali tinggal di sana," ujarnya.

Widiarto menambahkan, berdasarkan informasi sementara, untuk di Adonara sudah ada dua alternatif lokasi yang disiapkan, sedangkan di Lembata juga sudah siap tanah Pemda, namun lokasinya masih akan dikomunikasikan dengan masyarakat setempat.

"Kami akan terus melakukan komunikasi dengan masyarakat setempat, karena memindahkan tempat tinggal juga harus menangani masalah sosial bukan hanya masalah teknis saja, di mana salah satu syaratnya lokasinya harus aman dari risiko bencana," tandasnya.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kementerian PUPR Butuh 4 Bulan Bangun 1.000 Rumah Bagi Korban Banjir NTT dan NTB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan merelokasi rumah korban bencana banjir bandang dan longsor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Relokasi ini sebagai tindak lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke lokasi Adonara dan Lembata, jumat lalu.

Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB Widiarto mengatakan, Kementerian PUPR telah menurunkan tim ke Adonara dan Lembata untuk koordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat setempat.

"Relokasi perlu dilakukan karena lokasi permukiman warga terdampak bencana saat ini berada di jalur debris aliran sungai yang sudah dipenuhi bebatuan, sehingga risikonya sangat tinggi jika kembali tinggal di sana," ujar Widiarto, Minggu (11/4/2021).

Widiarto menambahkan, berdasarkan informasi sementara, untuk di Adonara sudah ada dua alternatif lokasi yang disiapkan, sedangkan di Lembata juga sudah siap tanah Pemda, namun lokasinya masih akan dikomunikasikan dengan masyarakat setempat.

"Kami akan terus melakukan komunikasi dengan masyarakat setempat, karena memindahkan tempat tinggal juga harus menangani masalah sosial bukan hanya masalah teknis saja, di mana salah satu syaratnya lokasinya harus aman dari risiko bencana," ucapnya.

Menurut Widiarto direncanakan akan dibangun sebanyak 1.000 unit RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) di NTT dan NTB. Rinciannnya RISHA di Lembata sebanyak 700 unit dan Adonara sebanyak 300 unit.

"Tetapi perkembangan pasti angkanya akan terus berkembang setelah survei detail dengan Pemda dan masyarakat setempat," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Perkiraan Waktu

Widiarto memperkirakan, jika lahan sudah siap tersedia, maka pembangunan fisiknya kira-kira akan dapat selesai dalam waktu 4 bulan karena pembangunannya tidak begitu sulit dengan metode knock down RISHA yang sudah ada.

Selain menyiapkan langkah percepatan relokasi permukiman warga terdampak, Kementerian PUPR terus membantu penanganan darurat bencana banjir bandang di Adonara dan Lembata Provinsi NTT. Saat ini di 2 wilayah terdampak tersebut telah dioperasikan sebanyak 23 unit Excavator, 24 unit Dump Truck, 3 unit loader, 1 unit grader, dan BBM 5.000 liter.

Kemudian juga disalurkan sarana dan prasarana dasar untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan pengungsi berupa Mobil Tangki Air 6 unit, Hidran Umum 10 unit sejumlah tambahan bantuan dalam perjalanan dari Kota Kupang sebanyak 5 unit Mobil Tangki Air, 10 unit Hidran Umum, Mobil Toilet 1 unit dan WC Knock Down 4 unit, 1 unit Loader, 1 unit Motor Grader, 1 unit Water Tank, dan 2 unit Vibratory Roller. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.