Sukses

Antisipasi Musim Kering, Kementan Bangun Embung untuk Petani di Maluku Tengah

Kementan menilai keberadaan embung dan di lahan pertanian dinilai penting untuk mengatasi krisis air di musim kemarau.

Liputan6.com, Maluku Tengah Kementerian Pertanian (Kementan) menilai keberadaan embung dan di lahan pertanian dinilai penting untuk mengatasi krisis air di musim kemarau. Seperti halnya di Kabupaten Maluku Tengah yang memanfaatkan program padat karya untuk membangun embung.

Di Desa SP1 Karlutu, Kecamatan Seram Utara Barat telah dibangun embung dengan luas oncoran 25 ha. Embung yang dikelola Kelompok Tani Harapan Baru ini dibangun untuk meningkatkan produksi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pembangunan embung atau dam parit untuk mengantisipasi kemungkinan adanya El-Nino atau musim kering. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.

"Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 20 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan)," ujar Mentan SYL, Senin (26/4). 

Menurut Mentan SYL, pembuatan embung untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif.

"Masyarakat dan para petani diharapkan bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah," pintanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Canangkan 400 Unit Embung di 30 Provinsi

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, untuk pembangunan infrastruktur ini dicanangkan 400 Unit di 30 Provinsi dan lebih dari 226 Kabupaten/Kota.

"Kegiatan dapat berupa embung, dam parit, dan long storage. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 20 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan)," jelas Sarwo Edhy.

Dijelaskannya, bagi masyarakat petani yang membutuhkan bantuan RJIT atau pembangunan embung, bisa mengajukan ke Dinas Pertanian kabupaten atau kota masing-masing.

"Nanti dinas bisa meneruskannya ke Ditjen PSP untuk ditindaklanjuti. Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani yang tujuannya bisa mensejahterakan petani," jelas Sarwo Edhy.

3 dari 3 halaman

Embung Pertanian

Ketua Poktan Harapan Baru, Madrais mengatakan, pembuatan embung pertanian bertujuan untuk menampung air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan. Seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya dan untuk menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan.

"Pembangunan embung yang merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian (small farm reservoir) dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan," jelasnya.

Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang dan supply air irigasi menurun.

"Maka dengan teknik pemanenan air (water harvesting) melalui embung ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi ketersediaan sumber air di Desa SP1 Karlutu yang sebagian besar wilayah di Kecamatan Seram Utara Barat berada pada ketinggian 100 - 200 meter dpl," pungkasnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini