Sukses

Peringati Hari Bumi, OJK Dorong Keuangan Berkelanjutan di Indonesia

OJK menginisiasi pengembangan Taksonomi Hijau Indonesia dan turut terlibat aktif sebagai anggota dalam ASEAN Taxonomy Board.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong sektor jasa keuangan baik perbankan, non-bank dan pasar modal untuk menyalurkan green financing.

"Tahun ini, OJK telah mengeluarkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II 20210-2025 untuk mempercepat transisi sektor jasa keuangan ke arah berkelanjutan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangannya, Kamis (22/4/2021).

Saat ini, lanjutnya, 14 lembaga jasa keuangan telah bergabung dalam Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI). Kinerja green finance juga semakin membaik, dengan rincian Global Sustainability Bond mencapai Rp 11,35 triliun, Green and Gender Bond mencapai Rp 59,9 triliun, Green Loans Rp 809,75 triliun dan Blended Finance Rp 35,6 triliun.

OJK sendiri berkomitmen mendorong keuangan berkelanjutan dengan dukungan terhadap kehadiran Presiden dalam Leaders Summit on Climate serta pembentukan Task Force on Climate RI-AS serta yang meliputi kerjasama dengan USAID melalui capacity building di bidang energi bersih, kerja sama dengan Universitas Udayana dalam pengembangan pilot project Bali Center for Sustainable Finance (BCSF).

"Lalu menciptakan skema pembiayaan inovatif yang mendukung keuangan berkelanjutan dan mendukung perwujudan target transisi pembiataan konvensional ke green/sustainability project serta mendukung skema Blended Finance di Indonesia," tambahnya.

Tak hanya itu, OJK juga menginisiasi pengembangan Taksonomi Hijau Indonesia dan turut terlibat aktif sebagai anggota dalam ASEAN Taxonomy Board. OJK turut mengembangkan pusat informasi keuangan berkelanjutan, berpartisipasi di Fora International dan mendorong lembaga jasa keuangan dalam pemanfaatan pendanaan internasional berkelanjutan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Strategi OJK Kembangkan Pasar Modal Syariah di Indonesia

Sebelumnya, meski jumlah investor meningkat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bila literasi di pasar modal syariah masih menjadi pekerjaan rumah (PR).

"Literasi itu masih PR tapi kita tetap optimis dan semangat. kita akan teruskan apa yang kita sudah lakukan selama ini," kata Direktur Pasar Modal Syariah OJK, Fadilah Kartikasasi secara virtual, Senin (12/4/2021).

Salah satu cara yang dilakukan OJK untuk meningkatkan minat investor sepanjang 2020 ialah mengoptimalkan media sosial. Hal ini ternyata mampu meningkatkan literasi dan inklusi di pasar modal syariah.

"Seperti diketahui sekarang sudah ada 4,5 juta investor (secara umum), padahal setahun kemarin sekitar 3 juta ini berarti upaya kami membuahkan hasil," ujar dia.

Selain itu, salah satu upaya yang dilakukan ialah melakukan acara secara online dengan dosen universitas sehingga pemahaman terkait pasar modal bisa disampaikan dengan baik kepada para mahasiswa.

"Kita juga melakukan hal yang formal seperti webinar di perguruan tinggi. Dosennya harus dikasih pengertian dulu untuk nanti disebarkan ke mahasiswa, ini sangat bermanfaat juga," tuturnya.

OJK juga akan melakukan survei untuk mengetahui lebih detail wilayah mana saja yang memiliki potensi besar terhadap pasar modal tetapi tak memiliki pengetahuan dan infrastruktur memadai.

"Kita juga akan melakukan survei untuk melakukan pemetaan, jadi setiap daerah itu enggak sama, jadi daerah mana yang membutuhkan. Kami juga melihat potensi yang besar dan mendorong hal ini," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.