Sukses

Jangan Lengah, Sri Mulyani Tak Ingin Kasus Covid-19 RI Melonjak Tajam Seperti India

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, kasus aktif Covid-19 di Tanah Air sudah mengalami penurunan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, kasus aktif Covid-19 di Tanah Air sudah mengalami penurunan. Di mana rata-rata kasus aktif harian hingga 20 April 2021 hanya mencapai 5.332 kasus.

"Indonesia kasus kita justru mengalami kelandaian atau paling tidak konstan. Jadi ini adalah situasi yang sangat baik itu Indonesia dan harus kita pertahankan harus kita jaga," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4).

Bendahara Negara itu mengatakan, pengendalian Covid-19 sangat menentukan apakah momentum pemulihan ekonomi bisa terjadi atau tidak. Sebab, ekonomi bisa terjaga jika Covid-19 bisa dikendalikan.

"Tes harian dalam gerakan kenaikan, dalam 2 bulan terakhir ini juga menunjukkan dari sisi kasus kumulatifnya kasus kematian kasus aktif dan kasus sembuhnya kalau dibandingkan dengan kondisi seluruh dunia kita dalam posisi yang relatif cukup baik," jelas Sri Mulyani.

Dia mencontohkan, kasus lonjakan besar terjadi di India yakni mencapai sebesar 300 ribu kasus per hari. Negara produsen vaksin itu sempat mengalami penurunan pada akhir Desember lalu, namun kembali melonjak tajam karena terlalu cepat membuka seluruh sektor-sektor kegiatan ekonomi.

"Jadi ini adalah suatu tingkat yang sangat alarm. Demikian juga masih di beberapa negara yang lain seperti Amerika Serikat yang menjadi penyumbang juga Turki berhasil dari sisi jumlah kasus per harinya masih menunjukkan angka yang cukup tinggi," jelas Sri Mulyani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vaksinasi

Di sisi lain, Sri Mulyani menjamin aktivitas vaksinasi terus dilakukan meskipun adanya kenaikan kasus di India. Kenaikan kasus di India sendiri memang memberikan pengaruh terhadap pembatasan vaksin, termasuk juga ke Indonesia.

"Karena kita juga menggunakan AntraZaneca menjadi tertahan karena India tidak melakukan ekspor vaksin pada saat mereka menghadapi kondisi yang sangat luar biasa di dalam negeri," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.