Sukses

Meski Laba Anjlok 96 Persen, Adhi Karya Tak Jadi Rugi Rp 200 Miliar

Adhi Karya mencatat penurunan laba bersih hingga 96 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat penurunan laba bersih hingga 96 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Besaran laba yang diterima perseroan turun drastis dari Rp 663,8 miliar di 2019 menjadi hanya Rp 23,98 miliar pada 2020.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menceritakan, penurunan laba bersih tersebut memang sebuah fakta yang harus pihaknya hadapi agar bisa lolos dari situasi pandemi di 2020. Menindaki situasi tersebut, ia segera membuat skenario perencanaan terkait dampak daripada Covid-19 terhadap perseroan untuk 3-9 bulan ke depan.

Alhasil Adhi Karya tetap bisa sedikit lolos dengan meraup sedikit penurunan dari penurunan laba bersih. Padahal sebelumnya tim manajemen memperkirakan BUMN Karya tersebut potensi merugi Rp 200 miliar.

"Memang pada saat itu kami menemukan kami akan merugi Rp 200 miliar jika kami tidak melakukan apa-apa. Padahal yang terjadi akan ada proyek yang turun," kata Entus dalam sesi webinar, Rabu (21/4/2021).

Entus mengatakan, pihaknya kemudian melakukan efisiensi guna menutup biaya yang muncul akibat penanganan Covid-19 di lingkungan Adhi Karya. Salah satunya dengan menjaga biaya operasi supaya bisa ditutup dengan laba usaha yang ada.

"Efisiensi kebetulan pada saat pandemi perjalanan dinas tinjauan dan sebagainya kita bisa kurangi. Meeting juga tidak perlu hotel, dan transport bisa melakukan secara efisien. Ini dan dampaknya lumayan luar biasa efisiensinya," terangnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bereskan Proyek Infrastruktur

Ke depan, Entus menyebutkan, Adhi Karya masih harus menyelesaikan banyak proyek infrastruktur dalam rencana pembangunan jangka menengah.

Selain itu, perseroan juga masih harus bergulat dengan pandemi Covid-19, bahkan turut terlibat secara dadakan tangani bencana yang kini marak terjadi.

"Oleh karena itu, dengan ketersediaan proyek besar sepertiganya berasal dari kemampuan fiskal kita. Sisanya KPBU (kerjasama pemerintah dengan badan usaha), ada juga diharapkan keterlibatan investasi dari privat," ujar Entus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.