Sukses

Cerita Pekerja BRI Rhopidha Ardiani di Kalteng, Rela Menerjang Ombak demi Dekatkan Diri dengan Nasabah

Satu yang diingat PIC BRI Rhopidha Ardiani saat menangani nasabah, yakni selalu melakukan pendekatan secara kekeluargaan.

Liputan6.com, Jakarta Setiap pekerjaan memiliki suka duka bagi yang menjalaninya. Tentu ini akan jadi kenangan tersendiri, apalagi jika itu bermanfaat bagi orang lain.

Itu yang dirasakan Muhammad Rhopidha Ardiana. Dia adalah Pejabat Internal Control (PIC) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI wilayah Kantor Cabang Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Pria berumur 36 tahun ini sedikit membagi pengalaman berkesan yang didapat selama mengabdi di BRI.

Pernah satu kali, dia harus menyeberangi lautan dengan speedboat, menempuh jarak 2 jam demi mendatangi nasabah BRI yang ingin mendapatkan pinjaman modal usaha. Baginya ini jadi pengalaman tak terlupakan, tentang arti memberi pelayanan baik ke nasabah.

 “Dulu dari daerah saya itu untuk datang ke rumah nasabah itu harus pakai speedboat, lewat laut yang hanya bisa diisi oleh 4-5 orang. Perjalanan yang ditempuh hampir 2 jam di laut dan harus menerjang gelombang yang cukup tinggi. Tapi di sini memang pengalaman menariknya, Alhamdulillah sekarang sudah ada jalan darat,” kata Rhopidha kepada Liputan6.com, Selasa (20/4/2021).

Pendekatan Kekeluargaan

Satu yang diingat Rhopidha saat menangani nasabah, yakni selalu melakukan pendekatan secara kekeluargaan. Seperti sekedar mengucapkan selamat ulang tahun. Atau minimal sebulan sekali menanyakan kabar para nasabah.

Menurutnya hal-hal itulah yang berdampak besar dalam menjalin hubungan yang baik. “Minimal saya sebulan sekali menyapa nasabah yang jauh-jauh baik melalui telepon maupun whatsApp maupun SMS untuk menanyakan kabarnya. Kita selalu membangun hubungan yang baik jangan sampai putus,” ungkap dia.

Adapun kini Rhopida mengelola sekitar 50-60 rekening nasabah, dengan jumlah kredit mencapai Rp 110 miliar. Dulu, ia hanya memegang pinjaman dengan nominal Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Seiring berjalannya waktu, para nasabah berkembang dan sukses.

Alhamdulillah semuanya sukses, kalau tidak sukses nanti kreditnya tidak bisa dibayar. Ternyata pinjaman mereka meningkat, awalnya saya pegang pinjaman yang Rp 500 juta hingga Rp 1 miliaran, tapi karena nasabahnya sudah berkembang jadi meningkat,” kata Rhopida.

Para nasabah mengaku sangat terbantu dengan pinjaman kredit modal usaha dari BRI. Kebanyakan dari mereka berusaha di bidang sawit. Hal itu sesuai dengan core bisnis di wilayah Pangkalan Bun Kalteng.

Cerita menarik tak habis di sini. Selama menjalani profesinya sejak 2010, dia bersyukur tidak pernah bertemu dengan nasabah “Nakal”.

Kebanyakan dari mereka berperilaku baik dan tak bermasalah dalam memenuhi kewajiban kredit. Hal yang memudahkan profesinya. 

Meski ada beberapa nasabah yang kesulitan memenuhi kewajiban, tapi BRI tetap mencarikan solusi agar nasabah bisa melanjutkan angsuran pinjaman.

“Kita berikan solusi, kan bisa dilakukan restrukturisasi sesuai dengan kemampuannya yang terbaru dan kini berjalan kembali angsur pinjaman. Jadi walaupun bermasalah, BRI selalu menjalin hubungan yang baik dan mencarikan solusi yang tepat bagi nasabahnya,” ungkap dia.

Sejak awal, dipastikan pihaknya sudah menjalin hubungan baik dengan para nasabah. Seperti saat nasabah mengalami masalah keuangan, BRI berupaya membantu menyelesaikan masalah itu.

“Dari awalkan kita sudah menjalin hubungan baik. Kita tidak akan memberikan kredit kepada orang yang memang tidak sesuai kebutuhannya. Seiring berjalannya waktu kan itu wajar kalau ada naik turunnya, dan resiko kredit inilah yang kita Kelola biasanya, kebanyakan nasabah-nasabah kita kooperatif,” jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Pelajaran Hidup

Bicara suka duka, Rhopida merasa menjadi kesenangan tersendiri ketika bisa berkenalan dengan berbagai karakter nasabah dan pengusaha yang memiliki motivasi berbeda-beda. Dari sini, dirinya bisa belajar pengalaman para nasabah merintis usaha.

“Kita juga kadang kala mendapatkan pelajaran-pelajaran hidup dari mereka,” ungkap Rhopida.

Untuk dukanya, ia hanya menyayangkan ketika ada nasabah yang mengalami kesulitan membayar kewajiban. Dirinya menganggap masih belum bisa memberikan arahan yang maksimal, sehingga mereka mengambil keputusan yang kurang tepat.

“Karena memang tugas kita memberikan pandangan dan nasehat-nasehat keuangan terutama untuk nasabah,” imbuh dia.

Namun, pihaknya selalu berusaha dengan mengadakan pelatihan berupa Focus Group Discussion (FGD) bersama para nasabah yang biasanya dilakukan 1 tahun maksimal 2 kali.

Biasanya dalam FGD, para nasabah diminta untuk menyampaikan kritik dan saran terkait pelayanan BRI, begitupun sebaliknya pihaknya juga memberikan update mengenai BRI.

Dengan demikian Rhopida berharap kondisi pandemi ini bisa segera pulih, agar rekan-rekan pekerja lapangan bisa kembali berinteraksi normal dengan nasabah. Selain itu, pihaknya juga bisa dengan cepat menyalurkan berbagai program bantuan dari Pemerintah melalui BRI.

“Semoga cepat pulih dan teman-teman di lapangan seperti pengusaha sudah pasti terkena dampaknya. Saya juga berterimakasih kepada Pemerintah sudah meluncurkan berbagai program, sehingga kita sebagai salah satu perbankan BUMN yang wajib untuk menyalurkan itu bisa tersalurkan secepat mungkin agar masyarakat bisa merasakan langsung,” pungkasnya.(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.